Friday, December 18, 2009

Hanya bergumam

Saat ini,
Memandang hamparan dimensi terselubung dibalik tirai harapan
Memisahkan tiap ruang dengan celah yang saling berhimpit
Antara batas dan kesatuan
Lalu angin bertiup
Berbisik
"Pejamkan matamu sejenak kawan,
karna mungkin aku membawa debu yang akan melukai matamu"
Dan aku terbangun berada di sebuah persemaian

Sunday, December 13, 2009

at 1:34 am

Memutuskan sebelum sempat banyak mempertimbangkan
Dan belum sempat memutuskan setelah banyak mempertimbangkan,
dan semuanya jadi terlihat seperti tai

gundukan tai yang dibiarkan terus menumpuk menjadi tai,
karna saya sudah pusing dan muak,,, tdk tahu lg harus berfikir seperti apa dalam melihat si tai itu


coba saya pertimbangkan dulu matang2 sblm memutuskan
dan coba saya bisa lebih cepat memutuskan setelah banyak pertimbangan

beberapa detik, dan,,,,

Apapun yang saya putuskan, toh tetap Tuhan Yang paling berkuasa

Saturday, November 28, 2009

adekku

hh, zenny dengan apa kau bisa diampuni? 3,5 tahun, itu lama banget,
dan saya tidak akan pernah mengulanginya lagi,
tidak akan
apapun yang terjadi, harus dihadapi, tidak boleh menghindar
karna saya bukan pecundang, tidak akan lagi
saya akan kembali, menebus apa yang pernah saya lakukan, apapun itu,
harus,

Friday, November 27, 2009

My Scooter Love


D A
Baby… aku jatuh cinta lagi
D A
dengan dia, yang dari dulu kunanti
Bm G
Tampangnya semanis kamu
Bm G
kulitnya semulus kulitmu
Bm G
bodynya, gak kalau jauh
E A
tapi tidak hatimu…
D E
My scoot, scooter love…
G A
Jangan curiga jangan cemburu
D E
My scoot, scooter love…
G A
Hanya ada kamu dalam hatiku
D E
My scoot, scooter love…
G A
Jangan curiga jangan cemburu
D E
My scoot, scooter love…
G A
Nanti aku pulang, pulang untukmu
D A
Baby… aku jatuh cinta lagi
D A
dengan dia, yang dari dulu kunanti
Bm G
Waktu tersita untuknya
Bm G
Pikiranku terbagi padanya
Bm G
Uangku… lumayanlah
E A
Tapi bukan hatiku !
Musik : Bm G E A
Bm G E
A G F#m A
A G F#m A
by: Slank

HUJAN (bag 1)

terimakasih atas hujan yang membasahi sekujur tubuhku
terimakasih kepada hujan yang membasuh jiwaku
terimakasih untuk hujan yang mendinginkan kepalaku
dan terimakasihku untuk Tuhanku yang telah menciptakannya
hujan,,, menetes, mengalir, tanpa dapat aku bendung,
pun ketika aku memakai pelindung, 
jadi untuk apa aku harus menghindarinya,
hujan, aku dan diriku, 

Tuesday, November 17, 2009

Ketika Matahari Itu Tenggelam


Hanya bisa berdoa :
Ya Allah, semoga engkau menerbitkannya kembali esok hari

Saturday, November 14, 2009

Semangat, Zenny!!!



Bersama dedaunan, beralaskan tanah basah
dengan keheningan yang menyelimuti tiap helaan nafas
aku berdiri diatas kedua kakiku
merasakan getaran angin
yang meniup tiap sudut bumi

Lalu
ditemani dingin aku berjanji,
akan menapaki tiap ruang
dengan apapun yang aku miliki

Thursday, November 12, 2009

Seolah-olah

Saya sudah melakukan apapun,
tapi seolah-olah bahkan orang lain menganggap 
pekerjaan saya tidak penting dan tidak bermanfaat

Seolah-olah ini semua hanya formalitas, seolah-olah.

Tapi saya bersyukur Tuhan masih memfungsikan otak saya untuk berfikir
Masih membuka hati saya untuk bersyukur

Dan dari semua hal yang sudah saya kerjakan, dengan plus minusnya
(meskipun, kalo ditimbang mungkin minusnya jauh lebih berat)
saya diberi kesempatan untuk banyak belajar
Dan saya tidak akan seolah-olah jatuh 

Terimakasih Allah, atas rasa syukur yang telah Engkau anugerahkan

25 oktober 2009

Hari itu seseorang berkata pada saya,
sebenarnya bukan hanya saya,
karena saat itu kami berada dalam sebuah forum.

"Bahwa untuk mengetahui loyalkah kita pada jalan yang kita tempuh adalah
bahwa kita tidak pernah merasa sendiri, kita tidak pernah merasa ditinggalkan
Karna demi Allah, Dia selalu bersama kita" .

Jadi jika kita benar-benar loyal,
maka kita akan selalu melakukan apapun dengan suka cita,
tidak mempunyai beban ingin dilihat oleh oranglain,

Jika kita benar-benar loyal,
maka kita pun tidak akan kecewa
ketika tidak ada seorang pun yang memberikan apresiasi
terhadap pekerjaan kita.

Karna hanya Allah, sungguh, padaNya kita bekerja

Susah memang, tapi aku percaya, seperti itulah seharusnya,
dan zenny masih jauh dari itu semua.
Tapi harus mengubahnya perlahan menjadi lebih baik

Aku bukanlah kamu, dan bukan kalian


Tingginya 153 cm lebih dikit. Peranakan jawa, Lamongan tulen.
Warna kulitnya sawo matang. Kata orang dia tomboy, banyak juga yang bilang dia feminin.
Sebenernya dia tuw pake baju sesuai stok yang ada aja, asal dia nyaman dan lagi pengen.

Dia hidup bebas, kalo kata slank sih 'yang terbang melayang seperti angin'.

Dia menganggap dirinya independen, yang gak terpengaruh ma orang lain,
yang gak terikat ma yang namanya 'apa kata orang'.
Padahal secara gak langsung dia terpengaruh sih, even actually. Cuz dia mempelajari orang,
jadi kadang dia berada dalam lingkaran itu (y iyalah, dia juga hidup ma orang lain).
Tapi tetep dia gak mau mengakui itu, karna dia bilang dia merdeka.

Satu hal yang paling dia takuti adalah menjadi sampah,
menjadi orang yang tidak bermanfaat,
karna dia takut Tuhannya akan bertanya kelak "Ngapain aja km di dunia?".

Dulu pas lagi SMA dia tuw paling gak suka ma orang-orang yang palsu (yah palsu menurut definisi dia).
Meskipun sebenarnya sampe sekarang sih, cuman definisi palsu menjadi lebih luas dan kompleks.

Dia tuw pendiam sebenarnya, tapi bisa juga gokil,
yah lihat-lihat media tumbuhnya aja (kan G x E).
Pola pewarisan sifatnya kuantitatif, dikendalikan oleh banyak gen.

Dia adaptif ko,
seperti layaknya genotipe tipe liar,
yang mampu lebih kuat bertahan terhadap cekaman lingkungan.
Meskipun terkadang dia dia memilih media tumbuhnya sendiri,
yah namanya juga idup, ada prioritas cuy.

Dia bilang dia gak idealis (emang iya sih),
tapi kata temen deketnya, dia bekerja sesuai apa yang dia pikirkan.

Yang pasti dia manusia biasa,
yang punya banyak kekurangan,
bisa marah,
bisa moody,
bisa futur,
pernah berprasangka buruk,
bisa males,
bisa juga jahat ma orang (Ampuni dia Y Tuhan).
Dan dia akan terus berusaha menjadi lebih baik (menurut definisi dia).

Tuesday, November 10, 2009

Lagu yang nemenin pas finishing laporan

JANGAN TUTUP DIRIMU

Intro : A E A E D E A
A E A E A

A Bm E
Dari hati yang paling dalam
A C#m D
Kudendangkan...sebuah
F#m
lagu temani sepi
D E
Sejenak iringi nurani

A Bm E
Ada jarak diantara kita
A C#m D
Selimuti sekian waktu
F#m
t'lah tersita
D
Ingin kubilang jarak
E A
terbentang....semoga

Chorus :
A C#m
Datanglah kau kekasih
F#m D Dm
Dekap aku erat-erat
A D E
Jangan buang pelukku yang tulus

A C#m
Biarkan hujan turun
F#m D Dm
Basahi jiwa yang halus
A E A
Jangan tutup dirimu

Intro : A Dm 2X

A Bm E
Buat apa kau diam saja
A C#m D F#m
Bicaralah agar aku semakin tau
D E
Warna dirimu duhai permata

A Bm E
Kau mimpiku...aku tak bohong
A C#m
Seperti yang kau kira
D F#m
Seperti yang s'lalu kau duga
D E A
Pintaku kau percayalah usah ragu

Chorus :
A C#m
Datanglah kau kekasih
F#m D Dm
Dekap aku erat-erat
A D
Jangan campakkan pelukku
E
yang tulus
A C#m
Biarkan hujan turun
F#m D Dm
Basahi jiwa yang kering
A E A
Jangan tutup dirimu

RENCANA BESAR

Bisakah ku singgah dihatimu
Berharap sebentuk tempat yang tulus
Sesuatu yang kupercaya
Ada tersimpan disana

Terlalu lama aku harus terdiam
Atau mungkin ku tak percaya sungguh
Akan kesempatan dan kemungkinan
Yang terjadi nanti

Karna ku yakin ada pintu yang terbuka
Diantara hatiku dan hatimu

Its been years since we've met
And days had gone by
Now its time to make up my mind
And I hope that we can make it to the end

Bila firasat ini memang benar
Memilikimu adalah maksud
Dari sebuah rencana besar
Merubah hidupku

Jikalau aku harus berhitung benar
Akan kemungkinan yang bisa ada
Bilaku bisa memilikimu
Bahagialah aku

Karena ku yakin ada pintu yang terbuka
Diantara hatiku dan hatimu

Its been years since we ve met
And days had gone by
Now its time to make up my mind
And I hope that we can make it to the end

Its been years since we ve met
And days had gone by
Now its the time to make up my mind
Oh...May be I could nev er have you in my life

(Perkenankanlah aku singgah dihatimu
Berharap sebentuk tempat yang tulus
Sesuatu yang kupercaya
Ada tersimpan disana)

by: piyu-fadly PADI

Friday, October 23, 2009

Zenny cuma seorang, dan hidup 24 jam sehari, sama seperti yang lain

Roda itu berputar semakin cepat karena jarak yang harus ditempuh semakin jauh, sedangkan diameternya tetap sama.

Ini adalah konsekuensi, karna saya telah menentukan pilihan. Pilihan untuk menempuh beberapa kota hingga akhirnya kembali dengan membawa beberapa materi untuk mengisi gelas saya.

Seiring dengan pengisian itu ternyata saya pun harus mengisi gelas orang lain, dan saya tak bisa menolaknya, karena sebenarnya saya juga sedang mengisi gelas saya sendiri.

Pernah terlintas harapan agar orang lain tahu bahwa saya sedang berada dalam perjalanan yang mempunyai tujuan. Agar saya tidak harus mengisi gelas mereka. Karena saya tidak dapat menolaknya.

Tapi nampaknya saya memang harus mengandalkan diri saya sendiri, untuk mengerti saya. Untuk menyelesaikan perjalanan ini, untuk terus mendapatkan banyak hal, agar saya mampu mengisi gelas saya yang makin lama wadah itu akan semakin besar, dan saya akan semakin membutuhkan banyak isi.

Menjadi Apatis

Kata yang dulu sering menjadi perbincangan bersama teman-teman, karna saya sangat membencinya adalah apatis.

Ketika duduk dibangku SMP, saya mendefinisikannya sebagai sifat yang tidak memedulikan oranglain.

Beranjak SMA, dimana saya mengira telah mampu berfikir (sok tahu sebenarnya), saya menambahkan definisinya menjadi sifat yang selalu menganggap dirinya benar.

Sekarang, seiring bertambahnya usia, seiring bertambahnya jam terbang berinteraksi dengan beragam watak manusia, apatis berbalik menyerang diri saya sendiri.

Dimulai oleh perbincangan dengan seorang teman, saya mengatakan hidup saya adalah untuk Tuhan. Meskipun begitu saya sadar bahwa hablu minannaas, hablu minAllah.

Hidup untukNya berarti juga berhubungan dengan ciptaanNya, manusia dan lingkungan.

Dengan ilmu saya yang sangat minim ini, saya terbelenggu oleh diri saya sendiri. Pernyataan bebas dan merdeka yang pernah saya buat, kemudian pernyataan tentang hidup saya, semua itu membuat saya semakin dibelenggu oleh pertanyaan;
salahkah saya atas semua yang telah saya perbuat,
salahkah semua keputusan yang telah saya ambil,
dan salahkah saya atas semua pertanyaan, pernyataan, dan rasa bersalah saya.

Entahlah, sekarang saya hanya berusaha untuk tetap merdeka melakukan apapun yang menurut nurani saya benar, mencintai kebebasan saya, dan berusaha untuk mengerti dan menjalani bahwa saya tidak hidup sendiri.

Apatis perlahan mulai tidak merisaukan hati saya, meskipun saya masih mempertanyakan banyak hal, tapi yang jelas saya akan tetap berjalan dan Tuhan akan membimbing saya.

Wallahu a'lam

Thursday, September 17, 2009

Dalam Ketidakberdayaan Perempuan, Tersimpan Sebuah Kekuatan.

Dalam Ketidakberdayaan Perempuan, Tersimpan Sebuah Kekuatan. Kata-kata itu menarik langkahku kembali pada buku yang berjudul Madame Kalinyamat, disebuah toko buku di kawasan kampusku.

Sebuah kalimat yang mengusik pikiranku untuk mengetahui apa yang tersimpan dalam novel tersebut. Beberapa buku tentang novel epos yang berjajar disebelahnya, cukup membuatku bimbang untuk menentukan buku yang akan aku ambil. Cukup menarik sebenarnya buku berjudul……… Akan tetapi keadaan kantong yang hanya berisi lima puluh ribu rupiah, membuatku akhirnya menjatuhkan pada Madame Kalinyamat.

Seperti layaknya sebuah novel kalimat demi kalimatnya mampu membiusku kembali pada masa yang ia sajikan, Kerajaan Demak.

Kalimat Pertamanya, “Ia seorang perempuan yang mengagumkan”, membuatku semakin ingin tahu siapakah perempuan yang dimaksud. Lembar demi lembar terlewati, waktu dua hari yang seharusnya aku gunakan untuk membuat laporan perjalanan yang memang harus segera dirampungkan, aku khianati karena terbius cerita dalam novel tersebut.

Setelah kututup buku tersebut, satu kalimat terucap “tidak sepakat dengan kalimat yang membuat aku membeli novel tersebut”.

Madame Kalinyamat adalah seorang putri yang dipersunting pangeran dari Jepara. Kakaknya adalah Raja Demak, yang mencakup kadipaten Jipang dan Pajang. Kematian orang-orang yang dicintainya membuat ia mengeluarkan sumpah akan berpuasa tanpa busana sampai menyaksikan orang yang membunuh kakak dan suaminya tersebut mati. Arya Penangsang, seorang adipati yang menguasai wilayah Jipang adalah orang yang merengut separuh hidupnya.

Menyepi di sebuah bukit bernama Gunung Danaraja bersama para dayang-dayangnya, sampai akhirnya datanglah ……., seorang Adipati Pajang yang membuat ia punya harapan besar untuk mengakhiri sumpahnya.

Sumpah itu menumbuhkan keberanian Dandang Gulo, seorang prajurit Pajang menghadang Arya penangsang sendirian demi perempuan yang dicintainya Madame Kalinyamat. Dan sumpah itu mampu menggerakkan pasukan Pajang untuk menghadapi Arya Penangsang. Dan seorang bocah, anak angkat Adipati Pajang yang kemampuanya jauh dibawah Arya Penangsang, bahkan yang sebelumnya mendengar namanya saja membuat lututnya bergetar, mampu mengangkat tombaknya menghadapi kesaktian keris Arya Penangsang. Bahkan sampai menewaskan Arya Penangsang.

Dan karena perempuan itu, karena sumpahnya, sebuah sejarah besar lahir. Sejarah yang melahirkan kerajaan besar di tanah Jawa, “Mataram”.

Okey, memang sumpah itu mengukir sejarah besar, menumbuhkan keberanian luar biasa beberapa orang. Dan perempuan itu mampu menumbuhkan kesetiaan luar biasa pada dayang-dayangnya. Tapi who is she??? Dia seorang ratu sebuah kerajaan besar. Dan amat sangat wajar ketika kesedihan bertubi-tubi menghampirinya, kemudian melahirkan sumpah tersebut, dan akhirnya banyak orang yang mendengarnya dan mempedulikannya. Dia seorang ratu sebuah kerajaan besar. Bahkan dalamsumpahnya ia berjanji akan memberikan semua hartanya kepada orang yang mampu membawakan penggalan Arya Penangsang ke pesanggrahannya.

Dalam Ketidakberdayaan Perempuan, Tersimpan Sebuah Kekuatan, hmm Luar Biasa. Tapi bukan kekuatan dia. Tetap dia hanya seorang perempuan yang sangat merasa terpukul atas kematian orang-orang yang dicintainya.

Okey, aku cukup salut padanya yang mampu membuat sumpah untuk melakukan puasa tanpa busana disebuah gunung yang pasti disana dingin, dan dia mampu bertahan. But she stay there, just wait.

Semua kejadian yang melahirkan sejarah besar itu dijalani oleh orang lain, karena sumpahnya memang, dan dia adalah seorang Ratu. Ketidakberdayaan dia memang menyimpan kekuatan, tapi bukan kekuatan dia. Aku lebih suka mengatakan bahwa dia mampu mengangkat kekuatan yang tersimpan dari para lelaki dan dayang-dayangnya. Dan perlu digaris bawahi bahwa dia adalah seorang ratu.

Tapi that’s all buku itu keren.

TanpaTujuan, Tanpa Rencana, Tanpa Harapan

Kata Om Bob,” Kata ilmu manajemen,setiap orang dan organisasi harus menentukan sebuah tujuan sebelum melangkah dan bertindak. Saya bilang itu nonsense. Kenapa kita harus dibelenggu dengan tujuan. Kenapa orang harus dibatasi oleh tujuan. Dengan adanya tujuan, maka seseorang hanya tertuju pada satu titik yang namanya tujuan tersebut. Dia tidak akan berusaha untuk mendapatkan hasil, yang melebihi titik tujuan itu. Padahal, potensi setiap orang sangat mungkin bisa melampaui titik itu”.

Okey, itu Om Bob, dan aku tidak sepakat. Ketika Om Bob bilang pada saat kita menuju Surabaya dan ditengah jalan bertemu dengan kota jogja yang eksotis, Om Bob memilih untuk tinggal disana. Jadi untuk apa punya tujuan padahal kita bisa menjadi dan mendapatkan yang lebih dari tujuan. Tapi tahukah Om Bob, aku mengatakan bahwa Om Bob tidak akan bisa sampai ke Jogja, ketika om Bob sebelumnya tidak berniat ke Surabaya. Aku lebih suka mengatakan bahwa tujuanku adalah ke langit tingkat tujuh, hingga akhirnya aku bisa berada pada lantai ke 167, dan bisa menyaksikan keindahan city light Daripada aku tidak pernah punya tujuan dan aku tidak akan pernah sampai di lantai 47,bahkan mungkin aku tidak akan pernah sampai ke Jogja ketika aku tidak pernah berniat ke Surabaya

Kata Om Bob, “Rencana adalah racun. Hanya orang goblok yang bikin rencana matang, persiapan lama, terus pake rencana cadangan lagi. Kalau sudah punya rencana matang, ngapain punya rencana cadangan. Sebenarnya, alternatif dalam hidup ini mengalir apa adanya tanpa harus dituangkan dalam rencana. Dalam hidup ini semua sudah direncanakan dengan baik oleh The Master Planner”.
Memang, dan itu menurut Om Bob.

Ze said, Om Bob benar The Master Planner adalah Tuhan. Om Bob boleh mengatakan untuk apa punya rencana jika ada yang lebih berhak membuat rencana, toh rencana Dia pasti terlaksana. Tapi Om Bob, buat zE ketika kita tidak pernah merencanakan akan melakukan apa saja ketika kita menikah kelak, akan seperti apa rumah tangga yang akan kita bangun, akan dibawa kemana keluarga kita nanti. Maka pada saat kita dihadapkan pada sebuah ikatan pernikahan, ketika tuhan telah menitipkan beberapa tanggung jawab, maka kita akan tergagap-gagap menjalani itu semua.

Atau bagi zE, sebelum pergi bebelanja, maka zE harus punya beberapa catatan barang yang akan dibeli, dan sebelumnya bahkan zE harus tahu, merek apa yang akan dibeli dan kualitasnya tentu saja. Karena jika tidak, mungkin aku akan terombang-ambing oleh para SPG yang memberi promo.

Jadi rencana bagi seorang zenny adalah tolok ukur seberapa jauh kesiapan kita menghadapi suatu kejadian, toh rahasia Tuhan siapa yang tahu, tetap Dia yang menetukan. Dan Dia melihat seberapa besar kesiapan hambaNya menghadapi ketentuanNya. Lagipula ketika ternyata rencana Tuhan yang ditakdirkan untuk kita jauh diluar bayangan kita, disitulah kita harus bisa membuktikan bahwa kita diciptakan Tuhan untuk bisa survive. Dan Dia punya seribu rencana

Buat Om Bob, “Harapan justru membuat orang terlihat makin goblok. Betapa tidak… mereka tahu bahwa sebagian besar harapannya tidak pernah terwujud 100 persen, tapi tetap saja terus mengharap. Bukankah itu goblok namanya? Sudah tahu tidah bakal terwujud, masih terus berharap.

Dan aku adalah orang yang selalu berharap, berharap yang terbaik dari Allah SWT, my Lord. Hanya kepadaNya aku berharap.

Om Bob bebas berprinsip seperti apa, bagus sih, jelas. Bahkan mungkin aku tidak punya prinsip, entahlah, tapi yang jelas Om Bob boleh berpendapat apapun dan aku berhak berpendapat apapun juga. Toh seperti Om Bob katakan hidup ini terdiri dari tiga tahap.

Tahap pertama adalah lingkaran yang terbagi dua oleh dua garis dan masing-masing bagian berwarna hitam dan putih.

Sedangkan lingkaran kedua, tidak ada lagi hitam dan putih. Dimana hidup ini menjadi abu-abu, ternyata yang salah bisa jadi benar dan yang benar bisa juga salah.

Dan fase terakhir berupa lingkaran kosong, tanpa hitam dan putih, dan tanpa garis pemisah. Itu berarti hidup ini telah sepenuhnya diserahkan kepada Sang Pencipta, total surrender. Hidup dengan penuh keikhlasan tanpa ada lagi keinginan dan harapan. Tidak ada lagi yang dicari dalam hidup ini, apalagi hanya sekedar materi.

Aku lebih suka menyebutnya sebagai hidup yang hanya didedikasikan untuk Tuhan.

Tapi apapun Om Bob, Bob Sadino emang keren. Mengalir seperti air, menjadi orang besar, seorang pengusaha sukses. Tapi Om Bob, setiap orang punya cara masing-masing untuk menjadi besar, untuk sukses, ataupun untuk menjadi keren.

Apapun Om Bob terima kasih telah membuatku makin mencintai Tuhan, entahlah mencintai atau apapun, tapi yang jelas membuatku makin berterimakasih pada Tuhan telah ditakdirkan sebagai seorang Zenny, dan terus berusaha untuk menjadi Zenny yang diridhoi Allah, amiin.

Maha benar Allah dengan segala firmanNya

BEBAS DAN MENCINTAI

Semua orang pernah mengalami kebahagiaan, kesedihan, maupun kekecewaan.
Dan semua rasa itu muncul karena suatu kejadian. Kejadian yang entah bagaimana setiap orang menginterpretasikannya. Saat terjatuh ketika sedang belajar bersepeda, ada yang merasa sakit, kemudian meletakkan sepedanya dan berlari kepangkuan ibunda tercinta. Ada yang menyumpah-nyumpahi sepedanya. Ada pula yang menyalahkan kerikil yang membuat dia terjatuh. Dan yang kembali bangkit, untuk mulai mengayuh dan kembali terjatuh dengan lebih siap. Lalu ada yang merasa bersyukur karena Sang Pencipta masih memberikan kepekaan terhadap rasa sakit itu, yang membuat dia lebih hati-hati.

Begitu juga dengan manusia, kita menyikapi setiap kejadian dengan cara yang berbeda, dengan rasa yang berbeda. Dan semua itu adalah pilihan. Pilihan yang timbul karena pengalaman yang menjadi sebuah pelajaran sehingga melahirkan keputusan.

Akan tetapi kadang untuk beberapa manusia keputusan untuk menyikapi sesuatu ataupun untuk merasakan sesuatu saja ada ketakutan. Takut disalahkan, takut dilarang, takut dicemooh, ataupun takut terjadi kegagalan terhadap keputusan yang telah diambil
Hidup ini adalah rahasia Penguasa Alam Semesta. Terlalu banyak hal yang tidak kita ketahui. Jalani saja hidup ini, lakukan apa yang menurut hati nurani pantas dilakukan.

Nikmati hidup ini, nikmati segala ciptaan yang telah diciptakan oleh Sang Pencipta. Alam, rasa, dan takdir yang telah digariskan oleh The Master Planner. Nikmati setiap kejadian, syukuri apa yang Tuhan berikan. Hidup ini proses, jalani dengan segenap pembelajaran untuk terus melangkah seirama dengan hembusan angin. Bebaskan pikiranmu karena hanya Dia yang tahu apa yang selanjutnya akan terjadi dalam hidup kita. Dan kebenaran hanya milik Dia, Sang Maha Mengetahui. Jadi tetap cintai anugerah kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan dengan kebebasan hati nurani.

Monday, September 14, 2009

Dieng dan Segala Keunikannya




Dataran Tinggi Dieng, desa yang diciptakan Tuhan dengan sejuta pesona dan keunikan. Sinar matahari kemerah-merahan yang biasa disebut golden sunrise bisa dinikmati sebelum memasuki Dieng. Dan tepat di pintu masuk kompleks Candi Pandawa Lima dapat disaksikan matahari terbit berwarna keperakan yang dihasilkan oleh pantulan kabut terhadap sinar matahari yang terlihat mengambang diatas kompleks Candi Pandawa Lima dan sekitarnya, orang biasa menyebutnya silver sunrise.

Belum lagi kontur yang berbukit-bukit menempatkan desa-desa di Dataran Tinggi Dieng pada lembahan-lembahan yang tertata apik. Keindahan alam lain yang disajikan di Dieng adalah Kawah Sikidang, yang merupakan gejala alam pasca vulcanis yang menarik. Kepundannya berisi air panas yang mendidih terus menerus, disertai lumpur berwarna keruh dan tak henti menyemburkan asap berwarna putih dengan aroma khas belerang yang kadang menusuk hidung.

Salah satu danau yang terkenal dengan keindahan warnanya adalah Telaga Warna yang terletak di Desa Dieng Wetan. Kata Mbah Rosmanto, yang merupakan juru kunci Goa Semar, dulu danau itu akan memantulkan warna putih, kuning, dan hijau pada permukaan air telaga. Warna itu akan terlihat jelas ketika matahari sedang terik-teriknya. Meskipun sekarang hanya bisa dilihat berwarna putih kehijauan, tapi dia terlihat menyejukkan mata dengan adanya bukit-bukit kecil yang mengelilinginya.

Selain Telaga Warna dan Kawah Sikidang, di Dataran Tinggi Dieng tersebar beberapa tempat wisata dari candi, danau atau telaga, sampai air terjun. Diantaranya adalah mata air sungai Serayu yaitu Tuk Bimo Lukar, Telaga Pengilon yang berada tepat disamping Telaga Warna, dan Goa Semar, Goa Sumur, serta Goa Jaran yang masih berada dikompleks Telaga tersebut. Tempat wisata lainnya adalah Telaga Merdada, Telaga Cebong, air terjun Sikarim, Candi Pandawa Lima, Candi Gatotkaca, Candi Bima dan beberapa tempat indah lainnya, yang menurut penulis semua sudut di Dieng menampilkan keindahan tersendiri.

Dataran Tinggi Dieng mencakup 13 Desa yang termasuk dalam wilayah kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Diantaranya adalah Desa Sikunang dan Dieng Wetan yang termasuk dalam wilayah kabupaten Wonosobo. Ada keunikan lain yang mungkin hanya terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Keunikan yang oleh Sang Pencipta ditakdirkan untuk berada disana. Keunikan yang entah sejak kapan telah ada, dan tetap ada hingga saat ini. Keunikan tersebut adalah adanya anak-anak berambut gimbal, termasuk didua desa tersebut.

Bukan tidak pernah dirawat, bukan pula sengaja dibuat gimbal seperti pengikut Bob Marley, tapi rambut mereka tumbuh secara alami. Anak-anak balita sampai berumur tujuh tahun tersebut mengalami demam tinggi ketika rambut gimbal mereka tumbuh. Menurut penuturan orang tua Nafi (6 tahun), seorang anak berambut gimbal di Desa Sikunang, Nafi mengalami demam, dan rambutnya berubah menjadi lepek, sebelum akhirnya keesokan harinya telah ada rambut gimbal yang tumbuh dikepalanya.
Ada perbedaan kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat Desa Dieng Wetan dan Desa Sikunang terkait keberadaan anak berambut gimbal. Perbedaan tersebut mencakup masalah asal usul adanya anak berambut gimbal sampai proses ruwatan. Ruwatan adalah proses pencukuran rambut untuk menghilangkan rambut gimbal. Masyarakat Dieng percaya jika ruwatan itu dilakukan sesuai dengan tuntunan, maka rambut gimbal tersebut tidak akan tumbuh kembali.

Dari hasil wawancara dengan pemuka adat Desa Dieng Wetan, Mbah Rosmanto, yang juga merupakan juru kunci Goa Semar, anak berambut gimbal yang ada di Dataran Tinggi Dieng konon merupakan titipan dari Nyi Roro Kidul kepada Kyai Tumenggung Kaladete. Kyai Tumenggung Kaladete merupakan senopati yang berasal dari Yogyakarta. Kyai Tumenggung Kaladete tersebut merupakan orang yang pertama kali melakukan babat alas di Dataran Tinggi Dieng.

Sedangkan di Desa Sikunang yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, tidak meyakini adanya cerita seperti yang dipaparkan oleh sang pemuka adat Desa Dieng Wetan, Mbah Rosmanto. Meskipun rata-rata masyarakat desa tahu tentang asal-usul anak berambut gimbal seperti yang dipaparkan Mbah Rosmanto, tapi mereka tidak meyakininya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pemuka agama, Slamet (25 tahun), masyarakat percaya bahwa terjadinya rambut gimbal adalah karena faktor keturunan namun hal ini belum pernah dibuktikan secara ilmiah. Menurut Slamet, masyarakat Desa Sikunang percaya bahwa keturunan rambut gimbal tersebut berasal dari leluhur mereka yang pertama kali melakukan babat alas, akan tetapi bukan Kyai Tumenggung Kaladete seperti yang dikatakan Mbah Rosmanto.

Beda kepercayaan terhadap asal-usul beda pula proses ruwatannya. Proses ruwatan yang dilakukan di Dieng Wetan diawali dengan memandikan anak berambut gimbal di Goa Sumur yang terletak dikompleks Telaga Warna. Kemudian dilakukan pemotongan rambut gimbal oleh Pemuka Adat di Batu Tulis yang juga masih berada di kompleks Telaga Warna. Dan proses yang terakhir adalah pelarungan rambut gimbal di Telaga Warna.

Sebelum proses ruwatan, ada beberapa tempat yang harus dikunjungi oleh sang Pemuka Adat. Tempat-tempat yang harus dikunjungi tersebut meliputi, Gunung Bisma, Gunung Kendil, Gunung Pakuwaja, Gunung Perahu, Sumber Mata Air Tuk Bimo Lukar, Sitinggil, Pertapaan Mandalasari Gua Semar, Gua Sumur, Gua Jaran, Batu Tulis, Pesanggrahan Bumi Pertolo, Telaga Warna, dan berakhir di Telaga Pengilon. Tujuan juru kunci mengunjungi tempat-tempat tersebut adalah untuk meminta ijin kepada penunggu tempat tersebut untuk mengadakan ruwatan. Menurut Mbah Rosmanto penunggu tempat tersebut merupakan makhluk yang hidup dijaman Kyai Tumenggung Kaladete.

Proses ruwatan di Desa Dieng Wetan seperti yang sempat disinggung sebelumnya berbeda dengan Desa Sikunang. Proses ruwatan di Desa Sikunang diawali dengan pembacaan Tawasul, kemudian pembacaan Shalawat, yang di ikuti dengan proses pencukuran. Proses pencukuran di ikuti oleh semua undangan yang hadir diacara tersebut. Satu persatu dari mereka ikut mencukur sedikit rambut gimbal sang anak. Kemudian diletakkan kedalam baskom yang berisi uang, telur dan bunga-bungaan.

Setelah proses pencukuran yang diikuti oleh Shalawat, undangan dipersilahkan untuk menyantap makanan yang disajikan. Proses terakhir adalah pelarungan rambut gimbal ke Kali Tulis, yang terletak di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Proses pelarungan tersebut dilakukan secara terpisah dan sendiri oleh orangtua anak berambut gimbal.

Akan tetapi tidak semua masyarakat Desa Sikunang melakukan upacara ruwatan seperti diatas. Upacara ruwatan seperti diatas disesuaikan dengan kondisi ekonomi masing-masing. Bahkan Bp. Yaskur tidak melakukan upacara ruwatan. Setelah anaknya, Firman(8 tahun) mengajukan permintaan berupa mainan anak dan seekor ayam, dia langsung memenuhinya dan kemudian mencukurnya di tempat potong rambut yang terletak di kota Wonosobo.

Ruwatan atau cukuran tidak bisa dilakukan secara sembarangan, baik di Desa Sikunang maupun Desa Dieng Wetan. Jika ingin ruwatan atau cukuran anak berambut gimbal berhasil dan rambut gimbalnya tidak tumbuh lagi, permintaan anak berambut gimbal sebagai syarat ruwatan harus dipenuhi.
Permintaan mereka bermacam-macam, mulai dari mainan anak-anak, binatang ternak, sampai segelas kutu. Jika permintaan sang anak tidak dipenuhi, rambut gimbal akan tumbuh kembali.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Bp. Yaskur dan Bp. Abdul Hamid yang berasal dari Desa Sikunang, perlakuan masyarakat terhadap anak gimbal sama saja seperti perlakuan mereka kepada anak yang berambut normal. Masyarakat tidak membedakan mereka karena berambut gimbal atau normal tapi pada sifat anak-anak itu. Anak gimbal ada yang nakal, manja, egois adapula yang baik dan penurut.

Akan tetapi memang sebelum rambut gimbal tersebut dipotong, orangtua anak berambut gimbal cenderung selalu memenuhi permintaan sang anak. Dan sebisa mungkin tidak menyakiti anak berambut gimbal.

Jika di Desa Dieng Wetan percaya bahwa anak tersebut memiliki penjaga Khusus yang dikirim Nyi Roro Kidul, sehingga keinginan sang anak selalu dipenuhi. Lain halnya dengan Desa Sikunang, mereka selalu memenuhi keinginan sang anak karena merasa kasihan melihat anaknya merengek-rengek. Namun, setelah rambut gimbal dipotong, perlakuan orangtua di dua desa tersebut terhadap sang anak menjadi sama dengan lainnya.

Pandangan mengenai ruwatan pun tak lepas dari kontroversi. Ibu Djuariah yang merupakan warga Desa Sikunang memandang ruwatan dengan cara berbeda. Ibu Djuariah ingin meruwat atau mencukur anak gimbal karena kasihan melihat sang anak kucel dan terlihat tidak terurus dengan rambut gimbal yang acak-acakan. Tapi pendapat berbeda diutarakan Bapak Yaskur yang enggan mencukur rambut gimbal anaknya yang terlihat bagus dan rapih. Bapak Yaskur memutuskan mencukur rambut Firman karena anak tersebut memaksa untuk dicukur.

Sekarang, menurut Bp. Sukron, seorang perangkat desa, populasi anak berambut gimbal cenderung berkurang. Hal ini mungkin saja benar bahwa anak berambut gimbal ada karena faktor keturunan. Jika pasangan suami istri dulunya sama-sama berambut gimbal, keturunannya kemungkinan besar mempunyai rambut gimbal seperti halnya pasangan Abdul Hamid dan Djuariah. Namun, sekarang masyarakat Dieng telah memiliki akses luas ke luar daerah Dieng sehingga banyak perikahan antar daerah, sehingga memperkecil peluang lahirnya anak berambut gimbal.

Bagaimanapun sejarah asal mula adanya anak berambut gimbal di Desa Dieng Wetan maupun Desa Sikunang, pada intinya mereka percaya bahwa sifat rambut gimbal tersebut merupakan keturunan. Sehingga rambut gimbal tersebut tidak dapat ditolak atau diminta. Dan mau tidak mau mereka harus memperlakukan anak tersebut dengan baik.

Mungkin itulah yang dimaksud Mbah Rosmanto, yang mengatakan bahwa mereka merupakan anugrah. Karena memang sudah seharusnya setiap orangtua memperlakukan anaknya dengan baik. Dan sebenarnya yang membedakan perlakuan masyarakat Dieng terhadap anak-anak disana bukan karena rambut gimbalnya, tetapi lebih karena sifat-sifat mereka.

Dan pada proses ruwatan yang mereka lakukan, meskipun ada perbedaan, tapi masyarakat di dua desa tersebut sama-sama melakukan pencukuran terhadap rambut gimbal. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan untuk menyebut ruwatan atau cukuran ini sebagai perwujudan kasih sayang orang tua kepada anaknya yang merupakan anugrah dari Sang Pencipta, Allah SWT. Seperti dikatakan Ibu Djuariah yang ingin mencukur rambut anaknya karena tidak mau anaknya terlihat kucel.

Jadi adanya anak berambut gimbal di Desa Sikunang atau Desa Dieng Wetan maupun di dataran Tinggi Dieng pada umumnya, bukan karena mereka tidak mempedulikan kebersihan dan kesehatan sehingga membiarkan anak-anak mereka berambut gimbal.

Akan tetapi adanya anak berambut gimbal tersebut adalah lebih karena adanya keunikan yang diberikan oleh Sang Maha Kuasa, yang harus dirawat dan diperlakukan sebagaimana mestinya.

Betapa kebesaran Sang Maha Pencipta mampu menciptakan Dataran Tinggi Dieng dengan keindahan alamnya dan dan keunikannya dengan adanya anak-anak berambut gimbal. Dan betapa hanya Tuhan Yang Maha Mengetahui, mengapa sang anak akan sakit ketika rambut gimbalnya tumbuh, dan akan sakit pula jika permintaan sebagai syarat ruwatan tidak dipenuhi, serta rambutnya yang tidak lagi tumbuh gimbal setelah proses ruwatan. Atau mungkin Tuhan akan menunjukkan jawabanya lewat ilmu pengetahuan yang harus terus kita gali.

Maha Besar Allah SWT dengan segala ciptaannya.

Sunday, June 7, 2009

Di jogja dengan para wanita

Jumat, 6 Maret 2009
15.20
Jatinangor
Gw msih keneh ribet dengan sandal gw yg blom djahit, si Ika makin bikin gw panik msih juga nanyain gladi resik KBU, ah,,,, dtelponlah teddy m gw biar Ika brenti ngoceh. "Lu mw kemana ze", tanya Ika dg penasarn, tiba-tiba pas gw lg beberes. "kJogja, Yogyakarta,,, Ikut yu". Iyahh dan ternyata teddy bilang si eta teu jadi ngeMC,,, Akirnya dengan semangat ternyata dia bner-bner mw ikut ngegembel diJogja. Bwat ngehindari bacotannya yang syok, seneng dan bersemangat, hah langsunglah gw cabut untuk ngejahit sepatu, n capcus ksekre. Geblek 4.15 megami enggeus sms buru-buru khandap, urang acan mandi, ncan sholat, masih keneh bingung antara bw sleepengbag or selimut. Udah gitu si Arief udah mintain motornya lg,, ahhh PANIC,,,

16.03
Depan gerbang
"Dua bus lewat udah, gara-gara lu telat", Megami yg ud nunggu gw dr set 4. "Lagian orang kita janjian jam 4", kata gw membela diri. Sambil ngobrolin hal-hal yang kaga penting kita nungguin bus dgerbang. Gw liat-liat ternyata anak kmpuz lg pada mw tabur bunga bwat si galih, anak sosek 07 yg baru meninggal kemaren,, hh si Babas, bagus dkk, eh ada si imam, moudy jg, khais, eka dan banyak lg anak pertanian. Pas mereka udah mw mulai yah bus gw dteng,, pdhl sbenernya c gw pengen ikut, paling ga ngeliatlah,, Tapi i must to go n ninggalin dicky yang keganjenan m Ika, ‘berisik'.

17.30
Kiara condong
"hah abis", kita semwa pada bengong. "Ada c tp bediri", kt ma2 tmene megami. Ywdalah demi Jogja. Dengan ngebiarin mereka ngantri tiket, gw indeed bwt beli film n sholat,, ko kyna bny mahasiswa disini y. Bener kan pas gw lg menunggu kedatangan kereta, ternyata ada temennya si Ika,, dan belakang kita hah banyak anak unpad, fisip, fikom, dan mahasiswa lainnya. Bener-bener long weekend. Okey kynya suasananya ud mulai kaga enak pas tmen2nya Ika duduk samping kita. Dan bener, bangsat gara-gara kamera, gw diketawain, sial. Megami naik darah, gw cm tersenyum tabah. Emang mereka bisa apa si, ngabisin dwit bonyok doang. HH,,, kita buktiin tar.

20.15
Kereta
Kereta dateng n dengan segera kita menuju pintu kereta untuk mulai berdesakan mencari lapak. Yah pinuh,,, Eh kliatan ada yang kosong, dengan sigap semwa dari kita langsung menuju satu titik itu. Yes we got it. Masih belom ada klimaks batin gw disela-sela bodoran kita,,, masih tertawa n bisa berfikir sehat. Okey ikuti aja prosesnya. Hh mulai satu persatu kita tumbang, terlelap.

Sabtu, 7 Maret 2009
05.55
JOgjakarta
Wow,, Lempuyangan,, Jogja we come. ,,,,yuhuuu semangat untuk belajar, motto yang kita bikin sblm brkt. Kamar mandi, tujuan pertama kita. Mulailah kita jalan menyusuri jalanan jogja yang eksotik dari sudut pandang kita sebagai pendatang. Lama juga y, nemuin WC, coba kalo toilet stasiun kaga penuh hh udah pengen bebersih ne. Setelah beberapa kali gagal nemuin WC, akirnya dapet juga kita musholla yang nyaman banget, didalem gang, bersih, rapih, loba cai nupenting mah. Kaga maw keduluan, gw lgsg msuk kmar mandi bwt MANDI,, segerr cing. Udah bersih jadi laper, beli nasi 2000an, dikit si, segenggem dengan lauk sambel. Lanjut kita jalan lagi kmalioboro sambil nyari teh bwat Ika yang udeh berisik, Eh ktemu temene yang kuliah diJogja dimas n friend. Tapi cm bentar c, just say hello. Di taman depan malioboro kita makan tu nasi 2000an ditemani teh anget,, isss ternyata kenyang.

07.30
Malioboro
Malioboro masih sepi, blom pada buka. Urang kamana deui nya,, okey kita putusin bwat ngikutin kmana kaki kita melangkah,, HAH tmene si Ika yang sastra brengsek itu, ketemu lagi, sial. Tapi mereka kaga bawa tas, udah siap jalan-jalan rupanya. HH pura-pura teu ngadengek tea,, kita berpapasan. emang kita peduli ma apa yang uda kalian lakuin kkita,, dasar bego.
Eh ada bus trans, gw bru taw loh. Kata mas nya kprambanan bisa naik sekali doang Rp 3000,, ihhh maw. Ok tapi tar aja masi pagi, kita ke alun-alun dulu,,, masi pagi euy, manfaatin kesempatan udara seger bwt jalan. Anjir cakep, kaya istana Negara (Emang istana ternyata), poto-poto dulu ah,


09,00
Kraton Jogja
Kprambanan sekarang?? Masih pagi,, lanjut akirnya kita jalan kekraton JOGJA, ngabisin yang disini dulu lah. Hh megami udah mulai bereaksi kakinya,,tahan yup, bentar lagi cuy. Ok istirahat dulu diDPR dpan gerbang pintu masuk kraton. Poto-poto deui, sigana mah urang haus,,, sakedeng nya meli teh anget, kan td blom, ank2 mah udah pada ngrasain teh anget serebuan tadi pas makan. Wah ternyata, sigana mah aya acara, petugas kratonnya pada rapih, n barang-barang kraton pada dijaga, di kasih pager,, yahh,,,. Asup-asup, liat-liat, eh btw boleh poto2 kaga, tar suruh bayar lagi, Untung ada bapak yg baek itu jadi aman , n finally qt bs poto berempat. Tapi ada yang aneh loh....

12.00
Kraton Jogja
Hh Urang tlp p.hadi, yah si eta ngajakan kparis,, hh maw, -ditepi pantai aku menangis...-(slank). Tapi masalahna barudak mbung, belom ding, tr masi bisa dbujuk.

12.30
Taman Sari
Harusnya qt udah brkt kprambanan, tapi sigana mah aya tempat nu kudu dikunjungin,,, berjalanlah qt mnuju taman sari, ngelewatin dagadu pusat, pasar burung, n YUhu sampe d benteng.. Yes keren. Tapi panas, terik, haus, kaga punya minum… oh Tuhan auuss.

14.25
Taman Sari
Aduh urang can ngasih kpastian ka p.hadi,, hh mulai gelisah, anak-anak masih kaga maw, tp mereka udah rela klo gw pergi. Gimana dunkz. Eh ko pada kaga ada y, duh urang ketinggalan cing, urang cari-cari ke atas, pi ko tangga goyang-goyang,, hiii, n ternyata euwuh bete, enggeus ngeri, euweuh deui. sereem

14.30
Taman Sari
Setelah ketemu ma anak2 yang keliatannya dan emang beneran udah capek pisan dideket kolam pemandian sang putri, gw mencoba untuk kembali membujuk para wanita itu pergi ma p.hadi ke paris. Pas maw cabut hh petugas mengerikan menawarkan kita untuk mencari sesuatu yang katanya berguna bwt kita alias mengajak kita bersemedi, iaaah lets go, segera pergi dari sini.
Hh, panas, terik, tapi kudu jalan, ngirit cuy dan ternyata emang jauh dari tamansari ke shelter teh buat anak2 itu, kasian,,, Cz belum makan siang, makanlah dulu kita (sembari ngaso) yang kalo dibandung disebut kupat tahu dengan modifikasi jogja tentunya, gila porsinya banyak banget, dan nungguin antri juga lama, padahal pinggir jalan,, he ternyata enak dan amat sangat mengenyangkan

15.00
Pusing banget gw, sore jam 3, gw baru dateng di prambanan, n hp gw MATI padahal gw blum mastiin mr.hadi n blum telpon ust. Solikhin Abu Izzudin, hah bete, enggeus kitu barudak cararapek truz kaga maw diajak ke paris lg, padahal urang kadieu pan hayang have fun,laen ngabiarkeun,,,ncan ketemu batur. Finally mereka maw ketemu p.hadi heula, urang nungguan diambarukmo, rek nyokot dwit, eh cepekan, teu jadi lah, then terjadi kejadian diblandongan.

11.30
UIN jogja
Akhirnya gw rasain angin jogja dan mlem di..tempat nongkrong utama di jogja –katanya-, pokoknya deket2 UIN gt dah, meskipun Cuma bentar c, dikenalin ma temen2 jakartanya si burhan, lumayan. Trus berangkatlah kita menuju parangtritis, pi mampir base camp the jak heula nya, sakedeng.

12.30
Basecamp the Jak
Eh ujan, tungguanlah bentar, tapi kagak reda2 ya, makin deres lagi, akirnya gw terlelap, sedangkan yang laen pada nonton bola. Setengah dua dihudangkeun p.hadi, berangkat cena. Yuhuu,,,berangkat,, uhh asik jalan2, deui, heu. Hah jogja emang wokeh, ngelewatin...udah gw catet ko, pi beli tolak angin dulu y, bisi asup angin, + beliin mega pulsa -fhuh gmn kabar ank2 itu-. Ti tadi urang ngahubungi si eta euweuh, sms teu dibales, watir. Telpon teu diangkat, barudak indeed ke paris, yuhu, tengah jl ujan deui, teduh heula euy –jalan2 diakir pekan liat kekiri dan kekanan ,,(shaggy dog)- then welcome to paris,

Minggu 8 Maret 2009
03.00
Parangtritis
Jalan2 ah ngilangin tiris. 4.10 sare urang, ngantuk, iah set 5 dihudangkeun p.hadi, dititah dahar, hah hoream, masih maw tidur, pi dahar oge finally, kenyang, makan mie c, cuz makan yang laen blum pada mateng kata si ibu warung teh. Truz urang jeung p.hadi nungguan sunrise, -ditepi pantai aku menangis(slank)-. Hayang boker, heheh, lila cek batur teh, nya he euh ath, namanya juga boker, kudu dinikmati cuy.

07.30
Parangtritis
Urang balik, ditengah jalan berpisah ma rombongan, kan gw pengen taw munding n kalagasan, tempat kerajinan-kerajinan gt deh, kulit dan gerabah kalo ga salah.

09.00
Kosan p.Hadi
Langsung tepar , ngehubungi anak2 juga gak dibales, gak ada yang ngangkat, still euweuh, kumaha urang balik ka bandung ieu teh. Eh ma nina diangkat, cz of barudak kagak jelas, dan nina aya tiket hiji deui, okey gw save lah.

15.00
Kosan p.Hadi
Yak tktk jm 3 sore baru bangun mampus, kumaha ieu, langsunglah gw mandi dan gosok gigi truz tancap gas ke malioboro berharap ketemu barudak. Laper si, dahar heula di deket mandala krida, soto jogja maybe, enak juga.

16.00
Malioboro
Kagak dihubungi sama sekali ma ank2, parah. Gw ngehubungi juga kaga direspon. Okey paling gak gw berpikir bakal keLempuyangan bareng, tapi,,,,

21.57
Malioboro
Shit 9.57 malem they call said di Lempuyangan, tai. Brengsek gw ditinggalin, gw dikerjain, jadi ini balas dendam. Gw buru-buru pergi keLempuyangan setelah menunggu dari sore untuk bertemu mereka. Dengan optimisme bisa nyampe dalam 10 menit, gw jalan menyusuri rel kereta, toh kalaupun udah berangkat, gw bisa langsung naek kereta. Then gw ktemu jembatan, ok think i can, wow ternyata jembatan itu ga ada pijakannya sedangkan ada kereta maw jalan, bisa mati gw ditabraknya. Finally, gw balik menyusuri rel kereta, dan kereta itu,,hh.

22.00
Pangkalan becak
Cz overlimit akirnya gw naek becak,, 15 ribu, bangkrut udah, duit beak ieu. ALLAh. But cz i think i’ll see the train, n masih bisa ketemu barudak, gw jabanin tuh becak.

22.18
Lempuyangan
Fucking train, we lost, ternyata kereta itu, damn. Dengan penuh kecewa dan yang udah maw marah dan akirnya marah-marah, apalagi liat mereka ketawa-tawa dan seolah menertawakan gw, bangsat, kesel banget, sumpah beneran. But they still here, menunggu gw, masih disini gak ninggalin gw, Maha Suci Allah. I cant speak anything setelah pertengkaran dengan mereka yang cukup bikin gw keringetan, apalagi ada masalah pribadi dengan megami. But I feel so shy bout my false. I cant belive it, gw kagak taw kudu ngomong apa, cz they silent, gak mengungkit-ungkit kejadian malem itu, malem sebelumnya, fhuh urang salah, teu bisa ngomong nanaonan deui. Ternyata kali ini gw gagal menjadi kakak, gw gagal menjadi teman. Urang kudu belajar deui.
Akirnya malam itu kita habisin dikosan dimas, dan masih keneh ada sedikit pertengkaran n ti-is2an ma megami, thx friends, hh, urang nya, y Allah sorry.

Senin 10 Maret 2009

04.30
Kosan dimas
4.30 urang bangun, mandi n sholat, n urang bisa bebersih total akirnya. Kliatan pisan pada capek, lelap pisan, or jgn2 larut tidurnya. Hh gak tega banguninnya. Cz of I’m so bored, I’m go, jalan2, enjoy dweather, menghirup udara pagi, dan sedikit bernafas after all of I did yesterday, dan melemaskan sedikit sendi-sendi kaki sebelum menapaki kesumpekan dikereta entar. Hah urang puas pagi itu, jalan2 sorangan, telpon jo, telpon moa, dahar gudeg yang ternyata mahal, dan harus menunggu sejam sebelum menikmati lezatnya, hah puas pisan lah.

11.00
Kosan dimas
Jam setengah 11 kita bertolak ke stasiun, pi seperti biasa gw belakangan, maw jalan2, keliling UPN dulu, mumpung, salah sendiri gw liat, ternyata UPN blakang shelter, y enggeus we, berbolang heula. N mereka duluan, ngadagoan di lempuyangan. Alhamdulillah kagak ada masalah mpe gw nyampe distasiun dan bertemu anak2. Paling Cuma satpam UPN yang ngira gw maling kali yak, or gembel meureun, ngeliatinnya curiga gitu. Dan what??? Gw ktmu gegen, agenda umbara, gila ternyata dunia sempit pisan nya, hh bosen besok ketemu lagi di KP, jadi ternyata ada 2 anak pertanian yang gw temuin di liburan kali ini.

12.00
Lempuyangan
kereta belom dateng, 10 mnit kemudian kata petugas stasiun the. Sambil menunggu kedatangan kereta yang dimana kita gak maw katinggalan lagi, yok maen poker,, lumayan mengisi waktu yang dimana semua orang (terutama gw) udah pada baekan. Dan mengisi waktu-waktu trakhir di liburan di Jogja kali itu bersama dimas n friend.

Catatan penting

Parah gila, tega pisan, ze ngebuang temennya demi kepentingan dia sendiri, egoisme tingkat tinggi. Padahal gak semua orang sama, semua keadaan ga bisa dipukul rata, dan gak semua masalah bisa dipecahin secara ze. Karna tiap orang punya batasan dan toleransi yang berbeda. Dan ze plis bersikap rasional.

Kiara condong-Lempuyangan-Tugu-Istana-Kraton-Taman Sari-Prambanan-Ambarukmo-Kosan p.Hadi-Blandongan-tempat nongkrong di UIN-Sayyidan-Base camp the Jak-Parangtritis-Munding-Kalagasan-Prawirotaman-Taman Siswa-Mandala Krida-Gembira Loka-Sayyidan-Janabadra-Mandala Krida-Malioboro-Perempatan Ringroad Utara-Toga Mas-Veteran, UPN-p.Cruiser-Gajayan-Kaliurang-UGM-UII-Mapala Unisi-Halte Yos Sudarso-SMPN 5 Jogja-Stadion Kridosono.

Monday, May 4, 2009

Munggah Gunung

Emange gak oleh yow munggah gunung?
Emange salah mendaki gunung?
Sebenernya buat apa sih kita mendaki gunung?
Y Allah, aku gak taw, n’ kudu taw, juga harus taw!. Apa yang salah? Dimana yang salah?. Kita gak merusak alam, we love it, kita gak bikin mesum, kita gak hura-hura, kita gak mabok-mabokan (gw maksudnya), kita gak bikin onar, kita gak mengganggu orang, kita gak nyakitin orang, we love all about solidarity, responsibility, kinship, love, unity, respect (plur ne). Kita cuma pengen seneng-seneng bukan hura-hura, kita cuma pengen rehat bentar (doank!) dari kehidupan yang serba rumit, kadang-kadang juga palsu (huh), dari kehidupan yang penuh kemunafikan (yah gak juga sih). Tapi yang jelas hidup ini kompleks, kita pengen relax after doing something yang complicated, yang udah jadi jalan hidup kita, eit… tapi ini juga jalan hidup kita lho; loving nature, loving friends, loving relationship, kita juga berhak dong mengagumi ciptaan Yang Maha Agung dengan cara kita sendiri, kita berhak menikmatinya, kita berhak menggunakannya juga , yah of course tanpa merusaknya, tahu kan gimana lihat langit yang luas banget, biru, dengan awan putih yang menghiasinya seakan tak berujung (dan emang gak berujung loh). Taburan bintang dimalam hari gak pernah terbayangkan bagaimana Allah SWT meletakkannya dengan sangat sempurna sedemikian rupa hingga bisa jadi indah banget. Pas hujan lagi turun ne, kadang suara petir menggelegar juga kita denger seolah deket banget, kilatan listrik hasil pertemuan dua muatan diatas langit juga kadang nemenin kita ketika hujan ataupun gak. Yang peling sering adalah kabut dan angin kencang yang datang silih berganti, kadang suaranya kaya truk gede yang lewat depan rumah kita (maksudnya rumah gw, yang didepan jalan raya banget). Bayangin kita lihat matahari tenggelam perlahan-lahan diufuk barat dengan meninggalkan berkas merah-jingga yang semakin lama semakin hilang, yang ada kemudian adalah cahaya yang berasal dari api unggun yang dibuat dengan susah payah, kadang juga cuma lilin. Dan kita ngerasain anugrah yang gak semua orang bisa ngerasain yaitu dingin yang semakin dingin dengan bertambahnya malam yang semakin larut dan ketika senja pagi tiba, matahari muncul dibalik jajaran pegunungan nun jauh diseberang timur sana yang cahayanya, kehangatannya menelusup diantara rimbunnya pepohonan, ketika kita udah mencapai puncak, cahayanya akan langsung menghangatkan tubuh kita ‘hah’. Indah banget kan!!??? Ciptaan yang Maha Dahsyat, Dia emang hebat. Lagipula kesunyiannya membuat kita mampu berpikir dengan jernih, merenung dan memikirkan semua yagn ingin kita pikirkan. Tp, tapi semua itu gak bisa kita dapatkan dengan gratis, cuma-cuma, dan suka-suka. Butuh pengorbanan, kesabaran, ketegaran, kerjasama, solidaritas, dan kemauan, kemauan untuk bisa bertahan (hidup), mau bertahan , demi kita, demi hidup kita, demi apa yang akan kita dapatkan, dan demi tujuan kita. Kita semua harus mengerti satu sama lain, saling menghargai, mau berkorban, dan menanggung semua resiko yang akan dan sudah terjadi bersama, karena kita satu, kita harus bersatu, karena kita berada dialam Yang Maha Kuasa, yang luas, yang keras, yang bahkan bisa membuat hidup kita ‘wassalaam’, jadi kita harus bisa mikir pake otak, mampu bersahabat dan mengerti dengan kondisi alam apapun, dan baca petunjukNya agar kita bisa survive, bisa go humz dengan selamat, bisa balik lagi kesana dengan OK!
Kita hanya ingin menikmati ciptaan Allah Yang Maha Dahsyat dan mengartikan hidup yang diberi olehNya dengan cara yang berbeda. Kita hanya ingin melepas lelah (yang menciptakan kelelahan yang baru), mengasah pribadi kita, dan pastinya seneng-seneng bukan hura-hura.

Mengukir cinta pada sesama

Untuk:
Ibu + Iyah, kapan kalian mau mengerti
My family, PALHISMA crew, atas semua yang telah kalian berikan
MAHATVA, tempat gw belajar sekarang
Thanks for all
Dibikin 18 Mei 2007
Diedit 19 April 2009

Friday, April 24, 2009

Pelajaran penting 1

Ada seorang tua yang bijak. Suatu pagi ia kedatangan tamu seorang anak muda. Langkahnya gontai, air mukanya ruwet. Ia seperti sedang dirundung masalah. Anak muda itu memaparkan semua masalahnya. Pak tua yang bijak mendengarkan dengan seksama. Setelah tamunya tuntas bercerita tiba-tiba pak tua mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, diaduknya perlahan. “Minum dan katakan bagaimana rasanya!”, kata anak pak tua itu singkat. “Puih…”, sang tamu meludah kesamping “Asin sekali, tenggorokanku seperti tercekik”, kata si pemuda itu lagi. Diajaknya pemuda itu ketepi telaga, ia menaburkan segenggam garam kedalam telaga . Dengan sepotong kayu diaduknya telaga. “Ambil air dari telaga ini dan minumlah”, Setelah si pemuda selesai meneguk air itu pak tua bertanya. “Bagaimana rasanya?”, “segar”, jawab pemuda itu singkat. “Apakah kamu merasakan garam dalam air itu?”, “Tidak”. Pak tua itu tersenyum bijak. Ia tepuk punggung si pemuda dengan lembut. Dibimbingnya anak muda itu duduk bersimpuh di sisi telaga. “Anak muda, dengarlah, pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya sama, dan memang akan tetap sama”, tutur pak tua. “Tapi kepahitan yang kita rasakan akan sangat bergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan kita rasakan tergantung pada hati kita. Jadi, saaat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.” Pak tua itu menatap si pemuda lembut. “Hatimu adalah wadah itu, perasaanmu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.” Setelah itu keduanya berangkat pulang. Hari ini mereka sama-sama belajar.

Saat dititipkannya ujian buat kita, kita harus ingat akan ada saat lain. Saat dimana Dia memberikan kita karunia yang berlimpah. Ujiannya bukanlah harga mati. Yakinlah apapun cobaan yang saat ini kita hadapi adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkannya untuk kita. Jangan menyerah dan putus asa. Jangan lemah hati. Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.

(Irfan Toni Herlambang)

Wednesday, April 15, 2009

Belum usai

Hidup ini terlalu complicated buat dipake maen-maen, tapi kenapa kadang bahkan apa tujuan hidup kita aja gak tahu.