Thursday, September 17, 2009

Dalam Ketidakberdayaan Perempuan, Tersimpan Sebuah Kekuatan.

Dalam Ketidakberdayaan Perempuan, Tersimpan Sebuah Kekuatan. Kata-kata itu menarik langkahku kembali pada buku yang berjudul Madame Kalinyamat, disebuah toko buku di kawasan kampusku.

Sebuah kalimat yang mengusik pikiranku untuk mengetahui apa yang tersimpan dalam novel tersebut. Beberapa buku tentang novel epos yang berjajar disebelahnya, cukup membuatku bimbang untuk menentukan buku yang akan aku ambil. Cukup menarik sebenarnya buku berjudul……… Akan tetapi keadaan kantong yang hanya berisi lima puluh ribu rupiah, membuatku akhirnya menjatuhkan pada Madame Kalinyamat.

Seperti layaknya sebuah novel kalimat demi kalimatnya mampu membiusku kembali pada masa yang ia sajikan, Kerajaan Demak.

Kalimat Pertamanya, “Ia seorang perempuan yang mengagumkan”, membuatku semakin ingin tahu siapakah perempuan yang dimaksud. Lembar demi lembar terlewati, waktu dua hari yang seharusnya aku gunakan untuk membuat laporan perjalanan yang memang harus segera dirampungkan, aku khianati karena terbius cerita dalam novel tersebut.

Setelah kututup buku tersebut, satu kalimat terucap “tidak sepakat dengan kalimat yang membuat aku membeli novel tersebut”.

Madame Kalinyamat adalah seorang putri yang dipersunting pangeran dari Jepara. Kakaknya adalah Raja Demak, yang mencakup kadipaten Jipang dan Pajang. Kematian orang-orang yang dicintainya membuat ia mengeluarkan sumpah akan berpuasa tanpa busana sampai menyaksikan orang yang membunuh kakak dan suaminya tersebut mati. Arya Penangsang, seorang adipati yang menguasai wilayah Jipang adalah orang yang merengut separuh hidupnya.

Menyepi di sebuah bukit bernama Gunung Danaraja bersama para dayang-dayangnya, sampai akhirnya datanglah ……., seorang Adipati Pajang yang membuat ia punya harapan besar untuk mengakhiri sumpahnya.

Sumpah itu menumbuhkan keberanian Dandang Gulo, seorang prajurit Pajang menghadang Arya penangsang sendirian demi perempuan yang dicintainya Madame Kalinyamat. Dan sumpah itu mampu menggerakkan pasukan Pajang untuk menghadapi Arya Penangsang. Dan seorang bocah, anak angkat Adipati Pajang yang kemampuanya jauh dibawah Arya Penangsang, bahkan yang sebelumnya mendengar namanya saja membuat lututnya bergetar, mampu mengangkat tombaknya menghadapi kesaktian keris Arya Penangsang. Bahkan sampai menewaskan Arya Penangsang.

Dan karena perempuan itu, karena sumpahnya, sebuah sejarah besar lahir. Sejarah yang melahirkan kerajaan besar di tanah Jawa, “Mataram”.

Okey, memang sumpah itu mengukir sejarah besar, menumbuhkan keberanian luar biasa beberapa orang. Dan perempuan itu mampu menumbuhkan kesetiaan luar biasa pada dayang-dayangnya. Tapi who is she??? Dia seorang ratu sebuah kerajaan besar. Dan amat sangat wajar ketika kesedihan bertubi-tubi menghampirinya, kemudian melahirkan sumpah tersebut, dan akhirnya banyak orang yang mendengarnya dan mempedulikannya. Dia seorang ratu sebuah kerajaan besar. Bahkan dalamsumpahnya ia berjanji akan memberikan semua hartanya kepada orang yang mampu membawakan penggalan Arya Penangsang ke pesanggrahannya.

Dalam Ketidakberdayaan Perempuan, Tersimpan Sebuah Kekuatan, hmm Luar Biasa. Tapi bukan kekuatan dia. Tetap dia hanya seorang perempuan yang sangat merasa terpukul atas kematian orang-orang yang dicintainya.

Okey, aku cukup salut padanya yang mampu membuat sumpah untuk melakukan puasa tanpa busana disebuah gunung yang pasti disana dingin, dan dia mampu bertahan. But she stay there, just wait.

Semua kejadian yang melahirkan sejarah besar itu dijalani oleh orang lain, karena sumpahnya memang, dan dia adalah seorang Ratu. Ketidakberdayaan dia memang menyimpan kekuatan, tapi bukan kekuatan dia. Aku lebih suka mengatakan bahwa dia mampu mengangkat kekuatan yang tersimpan dari para lelaki dan dayang-dayangnya. Dan perlu digaris bawahi bahwa dia adalah seorang ratu.

Tapi that’s all buku itu keren.

No comments:

Post a Comment