Thursday, February 23, 2012

pensiun


Justru saat inilah keloyalan itu diuji, 
ketika kita sudah tak punya tanggung jawab, 
ketika kita sudah tidak punya kewajiban untuk bahkan sekedar memikirkannya. 

Saat inilah keloyalan itu diuji. 
Akan ada sebuah pertanyaan besar, siapa yang melahirkanmu, menjadikanmu??
Dan  jawaban seberapa besar kita loyal terhadap sesuatu dapat terjawab pada apa yang kita lakukan ketika kita bukanlah siapa-siapa.

Urgensi

Ketika urgensi menjadi prioritas utama.
Urgensi yang dilatarbelakangi oleh kebutuhan, efektifitas dan efisiensi, bahkan kesenangan.
Terkadang dalam hidup kita dihadapkan pada banyak pilihan,
yang harus diambil atau tidak diambil, yang harus dilakukan lebih dulu atau dikerjakan belakangan.
Disini muncul obyektifitas yang sangat subyektif (terkadang). Ketika semua indera menerima dan memproses setiap impuls yang datang dalam kehidupan. Disini otak menjadi alat utama untuk memutuskan dan mengeksekusi, dengan pertimbangan ambisi atau keinginan (nafsu) dan hati atau perasaan.

Dan aturan menjadi absurd,, menjadi second change, seolah-olah hanya menjadi hasil dari obrolan warung kopi.

My best friend ever (2)

She'll go back
Dia akan kembali menyongsong masa depannya, kembali menghidupkan harapan-harapannya,
dan menapaki mimpi-mimpinya.

Kebersamaan kami hanyalah setitik perjalanan panjang kehidupan kami.
Dan tanpa itu pastilah ada setapak jalan yang hilang.
Kami lalui hari-hari kami dengan kejujuran, melakukan banyak hal,
dan mendiskusikan setiap hikmah yang kami petik.

Dari sanalah akhirnya kami belajar, tentang kehidupan,
tentang perjuangan, tentang diri kami, tentang hubungan antara kami dengan orang lain,
bahkan tentang pemikiran kami.

Tawa, canda, cacian, bahkan makian pernah kami alami bersama, tak jarang kami berselisih paham.
Tapi satu hal yang kami azzamkan waktu itu bahwa kami akan terus berproses,
menjadi lebih baik, menjadi lebih bermanfaat bagi orang disekitar, lingkungan kami,
atau apapun yang ada disekeliling kami.

She is my best friend ever. Semoga Tuhan selalu mendekatkan kami padaNya,
dan meridhoi setiap langkah kami.

My best friend ever (1)


Besok sahabat saya datang.
Ada kekhawatiran terbersit dalam benak saya,
tidak terlalu jelas sebenarnya, dan semoga yang terjadi adalah hal yg baik. 

Ini tentang masalah keyakinan.
Atau idealisme, mungkin juga cara pandang, atau bahkan pola pikir.

Apakah kami akan seperti dahulu, bercanda, tertawa, dan berbagi bersama dalam satu bingkai kesenangan.

Kami sering berbeda dalam banyak hal.
Kebersamaan kami diwarnai dengan banyak perdebatan, pertengkaran, dan tentu saja tawa bersama.
Satu hal yang mampu kami capai waktu itu adalah, seberbeda apapun kami, kami tidak akan pernah saling meninggalkan.

Pernah kami lontarkan beberapa pernyataan bahwa kami akan terus berkembang, kami akan terus berproses, dengan dunia kami masing-masing, dan suatu saat kami akan bertemu kembali dengan suatu kepercayaan bahwa kami tidak akan pernah saling meninggalkan meskipun kami berbeda. 

Bandung, 14 Januari 2012