Wednesday, July 3, 2013

Mitsaqan Ghalidza


Pernikahan adalah mimpi setiap muslimah
Begitupun dengan saya, sudah lama saya merindukannya.Merindukan sesuatu hal yang belum pernah saya kenal dengan sangat akrab sebelumnya -- sebuah pernikahan, sebuah kehidupan berumah tangga.

Pernikahan bukanlah hal yang mudah, mitsaqan ghalidza begitulah Allah menyebutnya.
Ya sebuah perjanjian yang sangat berat dimana setelah perjanjian itu yang haram menjadi halal, yang dilarang menjadi dianjurkan, yang tadinya menimbulkan dosa menjadi pahala.

Ya Mitsaqan-ghalidza adalah perjanjian dimana Allah menjadi saksi langsung dalam akad nikah. Setiap jalan menuju Mitsaqan ghalidza dimuliakan oleh Allah. Islam memberikan penghormatan yang suci kepada niat dan ikhtiar untuk menikah. Nikah adalah masalah kehormatan agama, bukan sekedar legalisasi penyaluran kebutuhan biologis semata.

Menikah, adalah sebuah kerinduan yang harus diputuskan berkaitan dengan beragam keindahan. Gambaran akan sebuah keharmonisan yang penuh dengan cinta kasih. Ditambah lagi dengan beragam janji Allah tentang kehidupan setelahnya baik itu tentang rahmah, sakinah, juga mawaddah.  Ah.. Indahnya memulai hidup bersama dengan manusia yang menerima kita dan kita pun menerimanya dengan cinta karena Allah untuk mewujudkan masa depan bersama. 

Pun sebelum kita memutuskan kadang terbersit kekhawatiran benarkah Ia adalah orang yang tepat untuk menjadi Imam kita menuju ridho Sang Pencipta. Mengingat separuh agama kita akan dipertaruhkan didalamnya. Benarkah ia yang akan menjadi teman setia kita mencipta asa, menggapai cita. Benarkah Ia orang yang mampu mengingatkan dan mau diingatkan untuk terus berada di jalanNya. Tapi biarlah Allah yang menjaga segalanya, karena kita hanya mampu berusaha. Karena keyakinan itu harus ada, tentangNya dan keberkahan yang akan Dia hadirkan setelahnya. Aamiin. 

pada apa pada siapa


Kita tidak pernah tahu kapan rasa ini bermuara
Pada apa pada siapa
Tetap saja menjadi energi yg takan pernah habis
Keabstrakan ini sungguh lazim pada manusia
Aku ingin menelannya saja
Kalaupun akhirnya aku memuntahkannya
Paling tidak aku telah terlihat berusaha
Daripada mengada-ada
Membuat kemunafikan ini semakin nyata
Lalu akhirnya mundur dengan beragam tanya dikepala

wahai Bait


Wahai Bait...
Mengapakah juga Engkau begitu indah
Meskipun sekilas terlihat rumit
Tapi Kau mudah

Mudah merasuk tiap hati yang bersih
Mudah mengetuk tiap kepala yang luas
Menyadarkan jiwa-jiwa yang terlelap  

Aku mengejamu
Huruf demi huruf
Kata demi kata
Kalimat demi kalimat
Tidakkah aku melihat ada sesuatu yang cacat
Bahkan saat aku tidak mengerti maksud pesanMu
Pun kubaca tetap indah
Tetap merdu
Tetap menenangkan hati yang gundah
Tetap menguatkan hati yang lemah
Dan tetap melunakkan hati yang keras

Wahai Bait...
Sifat hurufmu mengecup bibirku yang rindu akan syahdu
Aturan kalimatmu mencipta harmoni diruang sunyi

Aku akan menjagamu
Karna ku tahu Kau pun akan menjagaku
Sebersih lisanMu
Setulus pesanMu
Seteguh janjiMu

Tuesday, July 2, 2013

rindu (lagi)

Aku rindu y Tuhan...
Maafkan aku
Aku rindu sungguh..

Rindu dunia
Arus sungai yang menderas
Bebatuan cadas yg tak pernah kudaki
Gemericik air
Dinginnya lembah
Gemuruh angin
Luapan kabut
Pasir pantai
Penyu-penyu itu...
Bau dedaunan pinus
Air laut yang meyatu bersama keringat
Pohon-pohon bakau itu
Padang rumput yg terhampar
Pasir muntahan gunung berapi
Yaa.. Padang pasir itu,
Panas terasa meski tidak lebih dari dua belas jam aku berada diatasnya

Ohhh Tuhan aku rindu
Tawa bocah petani
Gurauan sahabat dikala senja
Gurat wajah penuh cinta
Tetes peluh pengorbanan
Senyum naif anak remaja
Sangat merindu

Itu semua adalah milikMu
ciptaanMu
Ingatkan aku Tuhan bahwa Engkau pastilah lebih indah dari apa yg Kau ciptakan
Bimbing aku Tuhan agar kerinduan ini mengantarku untuk merinduMu selalu
Selalu merinduMu

Saturday, June 22, 2013

rindu

Menanti rasa dibatas senja
Mengubur duka dalam do'a
Mencipta cinta lalui masa
Tapi saat ia tak datang jua
Langitpun menjelma menjadi udara 
Menembus cakrawala dalam kalbu tiap manusia

Wednesday, March 13, 2013

semilir bahagia


Hembusan angin perlahan masuk melalui lubang-lubang udara di depan meja kerjaku

Menyapu wajahku yang mulai berantakan oleh ide-ide yang terlampau banyak

Lalu ia menggelitik dan menarik otot-otot wajahku untuk menghadirkan sebuah senyuman penuh syukur atas kehadirannya.

Sunday, January 27, 2013

Ini cinta (atau) dunia

Pernah ku coba tuk merasa,
apakah cinta, atau
rasa sementara karna biasa

bait indah pelipur lara
dengan semangat menggapai asa
dan buaian keindahan dunia
kadang aku pun larut didalamnya

saat ku coba menghapusnya keraguan itu tak kunjung sirna
pun ketika ku coba meraba,
keyakinan itu pun tak tergambar jauhnya

maafkan aku dunia ,,, jika aku harus meninggalkanmu dan memilihNya,
karna aku tidak bisa membohongi diriku bahwa aku hidup karnaNya
dan aku mengimaniNya lebih dari apapun