Wednesday, November 28, 2012

Sang penghasil oksigen

Kokoh berdiri
Kuat menghunjam tanah
Tegak menghadap matahari
Mengikuti irama angin
Mendekap malam yang dingin
Lalu disaat yang tepat, ia hadirkan kehidupan untuk kami

Terimakasih Tuhan telah menciptakan pepohonan itu untuk kami Si Manusia Bumi

Biarkan ia bercita-cita



Gadis kecil itu mengusap kakinya dengan air hangat. Saya menghampirinya mencoba berbincang dengan seorang anak yang telah dimarahi orang tuanya karena meminta semangkok air hangat. Saat saya tanya untuk apa air itu, Dia bilang "agar luka bakar ini cepat sembuh". Dia adalah anak seorang penjual pecel lele. Dia sekolah di SD Ciawi, salah satu sekolah di kawasan kampus saya. Dia bercerita bahwa tujuh atau enam bulan lagi ia akan naik kelas tiga. Kelas tiga adalah kelas yang sulit baginya. Pelajaran yang akan ia dapat akan semakin banyak dan sulit, begitu paparnya. Dia sangat menyukai pelajaran olahraga. Saat saya tanya apa cita-citanya, Dia menjawab "Saya mau jadi dokter". Tidak berapa lama kemudian dia mengatakan jika sudah besar ingin menjadi suster. Lalu saya tanya "katanya suka olahraga tapi kenapa pengen jadi suster atau dokter". Lalu dia jawab "Iya mbak, kalo pagi aku mau ngajar olahraga dulu abis itu baru kerumah sakit bantu yang sakit, trus kalo udah tua mau jualan lele kaya mbah".  Ah seharusnya saya tidak menanyakannya, biarlah ia bermimpi sebanyak-banyaknya, setinggi-tingginya, dan biarkan ia menjalani apa yang ia sukai. 

Anak-anak memang sepantasnya memiliki sejuta impian. Impian itulah yang akan memberikannya semangat menapaki jalan panjang untuk menggapainya. Biarlah ia menemukan realita hidupnya sendiri. Sebagai orangtua sudah layaknya kita biarkan mereka berpikir bahwa semua itu mungkin. Janganlah kita menciptakan ketakutan-ketakutan untuknya. Buatlah ia berani menatap masa depannya dengan keoptimisan luar biasa. Biarkan ia menemukan hambatannya sendiri. Dan tugas kita adalah membantunya melewati hambatannya. Jangan kita mendahului takdir dengan mengatakan tidak mungkin dan tidak bisa pada mereka. Anak-anak adalah masa depan. Apa yang belum pernah kita lakukan, apa yang belum mampu kita wujudkan sangat mungkin mereka lakukan di masa depan.

Saturday, November 17, 2012

yearning


Bola itu bersinar berpendar
Lalu menelusup dalam celah tak terbatas
Menggiring sang mata menjauh
Melewati semak tak bertuan
Selama apa
Sejauh mana
Sebesar cinta
Melewati tiap gelap tanpa kata