Saturday, December 11, 2010

Aku menyayangimu Ibu


Aku mencintaimu ibu,,,
Meskipun baru kali ini terucap dengan kata-kata
Tapi aku menyayangimu, dan aku tak perduli kau tak mengetahuinya
Aku hanya ingin melihatmu tersenyum meskipun belum pernah ku wujudkan mimpimu
Ibu,,, dalam doaku ku selalu meminta agar kau diselamatkan olehNya dari api neraka
Ku tahu kau ingin yang terbaik bagiku meskipun aku sering menolaknya
Kutahu kau ingin aku bahagia, meskipun aku sering menyangkalmu dengan mengatakan bahwa aku bisa membahagiakan diriku sendiri
Aku tahu kau sedang sedih, aku tahu kau kecewa, dan aku tahu kau tertekan
Meskipun aku tidak pernah menghiburmu, meskipun aku tidak menguatkanmu, dan meskipun aku sering menentangmu, aku selalu berdoa agar Allah selalu menenangkanmu, agar Allah selalu melindungimu, dan agar Allah menyelamatkanmu
Ibu saat ini mungkin aku belum bisa membuatmu bangga, tapi suatu saat nanti aku ingin kau bersyukur bahwa Allah menitipkanku padamu dengan tidak sia-sia.

Friday, November 19, 2010

SOP

Suatu pekerjaan membuat saya harus memahami tentang apa itu SOP, Standar Operasional Prosedur. Karena langkah berikutnya saya harus membuatnya, membuat SOP untuk berbagai kegiatan. Salah satu informasi yang saya dapatkan tentang adalah sebagai berikut:

Pengertian SOP
 

  1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong  dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
  2. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
Tujuan SOP
  1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
  2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
  3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait.
  4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
  5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi
Fungsi :
  1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
  2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
  3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
  4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
  5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
Kapan SOP diperlukan
  1. SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan
  2. SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak
  3. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.
Keuntungan adanya SOP
  1. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten
  2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan
  3. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.
Dalam menjalankan operasional perusahaan , peran pegawai memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.

Tuesday, November 9, 2010

Tentang perasaan

Sebenarnya saya sedikit geli menulis tulisan ini tapi saya ingin menulisnya.
Jadi kalian boleh tersenyum, atau bahkan tertawa

Mengingat-ingat kejadian masa silam, sebuah perasaan yang muncul begitu saja,
atau tidak sebenarnya. Seorang kawan membuat saya menumbuhkan perasaan itu, padahal dia bilang jangan.
Dan dengan dalih apapun saya selalu menolak, menganggap ini masih pake otak, dan aku tidak akan terlena.
Sahabat saya mengatakan ini fitrah seorang manusia, fitrah seorang perempuan.
Selalu saya katakan kepada diri saya sendiri bahwa saya bisa mengendalikannya.

Masa itu berbagai emosi sering muncul silih berganti, dan saya masih mengatakan bahwa saya masih menggunakan akal sehat saya. Saya dan perasaan itu hidup berdampingan secara damai, tanpa ada perlawanan yang berarti. Sampai pernah saya berharap dapat memiliki perasaan itu selamanya (meskipun sekarang masih berharap sih hehe). Tapi saya percaya pada Tuhan, Dia akan memberi saya yang terbaik. Amiiiin. Jadi saya tidak terlalu merisaukannya.

Tapi suatu ketika sebuah 'pernyataan' membuat saya sadar bahwa saya harus menghentikan perasaan ini agar tidak terus mengalir. Dan entah berhasil atau tidak, meskipun harapan itu masih ada, tapi saya benar-benar dan benar tidak merisaukannya. Itulah sebabnya saya bisa menilai bagaimana perasaan dimasa lalu tersebut dengan otak kiriku (tetep keukeuh pake otak).

Meskipun begitu saya senang pernah merasakannya, dan saat-saat itu ingin saya kenang lagi pagi ini.

NB: kalo orangnya ngebaca, ngerasa gak yah
ah bodo amat, nu penting mah pagi ini saya menulis lagi

Friday, November 5, 2010

analogi

Ternyata bantuan yang diberikan oleh Luar Ngeri ke Indonesia sangat besar. Tidak hanya hutang tapi mereka juga memberikan hibah dalam jumlah yang tidak sedikit  (yang sebenarnya juga merupakan hutang "hutang budi"). Secara kasat mata mereka yang memberi bantuan memang berjasa terhadap Indonesia. Tapi beberapa kejadian membuat saya bertanya maksud dari bantuan yang mereka berikan. Saya jadi teringat beberapa kejadian yang terjadi di sebuah organisasi kecil yang menampung saya.

harapan

Saya hanya menginginkan sebuah kepastian saya hanya memimpikan sebuah perubahan. Saya hanya meniatkan sebuahkebaikan untuk kemajuan, dan saya hanya manusia biasa. Kita lahir dari rahim yang berbeda, kita tumbuh dari lingkungan yang berbeda dan mungkin kita berdiri pada sisi yang berbeda. Tapi satu hal yang harus kita pahami bersama adalah sekarang kita memandang satu langit yang sama dan tujuan yang sama yaitu mencapai kesana (Sugi, 2010).

Thursday, October 7, 2010

Bebas Merdeka

Entahlah, suara-suara itu sesaat membuat saya tertunduk. Tapi kemudian saya sadar bahwa saya harus terus bergerak. Saya hanyalah makhluk biasa yang penuh dengan kekurangan dan ketidaktahuan. Saya berserah pada-Nya. Tuhan tempat saya mengadu.

Dunia ini diciptakan Tuhan dengan berjuta keanekaragaman. Aneka pemikiran, beragam pandangan dalam melihat sesuatu. Dan sialnya lagi (saat ini saya ingin mengatakannya demikian) saya sebagai makhluk tidak diciptakan sendirian, dan harus menerima semua keanekaragaman itu.

terucap begitu saja

Dalam hidup ini, akan terjadi banyak momen dimana kita mengalami dilema, apalagi harus membuat sebuah keputusan penting dalam waktu singkat. oleh karena itu dibutuhkan suatu kemampuan untuk dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, dan memutuskan dengan kacamata yang mampu memandang jauh kedepan. Kadang kita akan menemukan orang yang selalu ketakutan dengan masa lalu. Ada orang yang tidak perduli darimana dia berasal. Dan kebanyakan orang tidak mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran yang sesuai dengan hati nurani mereka.

Wednesday, October 6, 2010

HUJAN (bag 2)

Tetesan air perlahan turun dari langit,,,
membasahi tanah yang ada disekeliling kakiku,
perlahan tapi pasti,
melalui celah yang dibuat oleh organisme yang hidup dalam tanah,
melalui pori-pori yang terdapat dalam agregat tanah
ia turun menembus bumi oleh tarikan gaya gravitasi.
Ia berikan kesejukan,,, pada butiran tanah yang lelah dipanggang matahari
Ia berikan kehidupan pada tumbuhan yang hidup diatasnya
Ia hilangkan dahaga pada organisme yang tinggal dalam tanah
Dan Ia mendinginkan kepalaku yang mendidih oleh urusan duniawi

Friday, September 24, 2010

gak dikasi judul

Banyak hal yang yang terjadi
banyak hal yang ingin diungkapkan,,
banyak pula rasa yang hadir, yang juga dengan cepat berganti,
bahkan saya tak sempat untuk memikirkannya,
untuk memikirkan apa yang saya inginkan,
dan apa yang sebenarnya saya rasakan

nb: butuh nulis tapi belom ada waktu, hiks

Wednesday, August 11, 2010

Lonely Planet (bag 1)

Dimulai dari sebuah niat sederhana, ingin silaturahmi dengan pak sukron dan keluarga di Desa Sikunang Dataran Tinggi Dieng akhirnya terlaksanalah perjalanan selama 11 hari yang kaya rasa. Dari hingar bingar semangat dalam dada untuk berpetualang, perasaan merdeka menjadi orang bebas, senangnya bisa melihat sisi lain masyarakat Indonesia, sedih meninggalkan semua orang baik yang saya temui, kemudian merana merasa tidak punya siapa-siapa,sampai rasa kangen sekre dan orang-orang didalamnya yang membuat saya akhirnya pulang kembali menjalani rutinitas.

Malam tanggal 31 Juli 2010 saya menghabiskan waktu berkeliling Indramayu bersama Mas Darsim, Mbak Iing, Pak Ahmad, serta Mbak Warni dan suaminya. Malam itu adalah malam perpisahan saya dengan mereka, warga Desa Majasih yang ramah dan menyenangkan. Sedih sebenarnya meninggalkan desa itu, tapi saya pun tidak mempunyai alasan untuk tetap berada disana.


Indramayu, 1 Agustus 2010
Seorang kawan yang berencana menemani perjalanan saya kali ini, tiba-tiba membatalkan diri untuk ikut karena sesuatu hal. Meskipun begitu semangat ternyata mengalahkan keraguan dalam diri saya, akhirnya jm 10.00 WIB saya tinggalkan Desa Majasih menuju Purwokerto yang dilanjutkan ke Wonosobo. Ternyata saya salah perhitungan, seharusnya saya memilih berangkat jam dua pagi dari Jatibarang, sehingga tranportasi menuju Dieng masih ada. Alhasil saya terlampau malam untuk menuju Dieng, karena jam 19.00 WIB saya baru sampai di Wonosobo dan angkutan ke Dieng sudah tidak ada. Akhirnya berbekal nekat, saya naik angkutan terakhir menuju Nggarung, selebihnya saya akan berharap pada tumpangan menuju Dieng, meskipun malam dan dingin, toh di Wonosobo pun saya tidak punya tempat menginap. Sambil melihat kondisi situasi dan sosialisasi, berhentilah saya disebuah warung didepan pasar Nggarung, mencoba untuk berbaur dan sedikit mengganjal perut yang lapar dengan gorengan seadanya. Kebetulan dekat dengan masjid, akhirnya setelah menelan beberapa tempe goreng saya sholat di teras masjid tersebut,,, umm dingin. Memang Allah Maha baik, setelah saya kembali ke warung dan menghabiskan segelas besar susu, pemilik warung menawari saya untuk menginap dirumahnya. Dan malam itu setelah sedikit membantu anak pemilik warung belajar matematika, saya tidur dikamar anak tersebut yang sangat nyaman bagi saya. Terimakasih Allah, dan terimakasih Ibu ...., Dia yang pantas membalas kebaikanmu.

Dataran Tinggi Dieng, 2 Agustus 2010
Hari itu adalah hari dimana masyarakat Wonosobo harus memilih pemimpin daerah mereka selanjutnya. Setelah sarapan dengan mie dan sosis serta dua gelas teh manis, jam 08.00 WIB saya berangkat menuju Dieng. Bukan Dieng jika seterang apapun matahari bersinar tidak dingin. Turun dari bus saya kembali berjalan dalam dingin dan sorotan matahari menuju Desa Sikunang, kembali saya melewati Museum Kailasa, Candi Bima, dan Candi Arjuna. Dan kali ini setengah perjalan saya ke Sikunang, saya merasakan duduk diatas jok mobil Land Rover 4WD, mobil masa depan saya hahaha. Sesampainya disana saya langsung masuk dapur istri pak Sukron dan yang membuuat saya terharu adalah beliau menyebut nama saya, yang bahkan saya baru tahu namanya setelah dua hari saya berada disana pada tahun kedua kunjungan saya, Bu Romlah.

Pipit, seorang senior dari organisasi yang menaungi saya sekarang datang jam 11 dan saya menjemputnya di Dieng, kembali dengan berjalan kaki dan setengah perjalanan kemudian sebuah mobil jeep keluarga memberikan saya tumpangan. hatur nuhun Bapak, Ibu. Hari itu kami menghabiskan waktu di Kompleks Candi, Museum Kailasa dan kawah Sikidang, serta Dieng Plateu Theater (DPT), meskipun ternyata DPT saat itu sudah tutup. Kami menikmati kebebasan sebagai orang merdeka di udara yang juga bebas (dari polusi, mungkin), di temani sinar matahari yang bebas menyinari apapun yang ada di bumi, dan udara dingin yang juga bebas menyerang kami kapan pun. Kami sangat menikmatinya, terimakasih alam.




Dataran Tinggi Dieng, 3 Agustus 2010
Sepulang dari jalan-jalan kemarin kami bertemu dengan Mas Slamet, seseorang yang berjasa dalam perjalanan saya setahun sebelumnya. Dan hari itu dengan satu motor kami diantar olehnya berkeliling, dimulai dari Kawah Sileri, Sumur Jalatunda, serta Telaga Merdada, Sebenarnya ada beberapa tempat lagi yang ingin kami kunjungi tapi akhirnya kami memilih untuk diantar ke Telaga Warna dan menghabiskan sisa waktu kami hari itu disana.



Dataran Tinggi Dieng, 4 Agustus 2010
Kami baru beraktifitas jam 08.00, mulai packing, kemudian sarapan dan seperti yang direncanakan kami akan meninggalkan Dataran Tinggi Dieng yang dingin dan indah. Jam 11.00 WIB kami sampai di terminal Wonosobo, seperti yang juga telah direncanakan kami mandi disana, kemudian melihat situasi dan kondisi serta sosialisasi. Pipit harus kembali ke Jepara dan dia memilih untuk menaiki bis menuju Semarang, sedangkan saya masih belum menentukan kemanakah tujuan perjalanan saya selanjutnya. Untuk sedikit mencairkan otak sambil memutuskan alat transportasi yang akan saya gunakan, saya menerima tawaran pipit untuk makan terlebih dahulu, dan untungnya makanannya enak, dan gak mahal-mahal amat ko, meskipun akhirnya ditraktir ma Pipit, maklum udah gawe. Jam 13.00 WIB bis yang akan ditumpangi pipit menuju Semarang datang dan saya memutuskan untuk pergi ke Jogja daripada harus menunggu bis ke jakarta yang juga berangkat sore, sambil berharap akan ada yang mau menampung di jogja, kalaupun tidak saya bisa naik kereta jurusan Jakarta jam 19.50 WIB. Nah ada yang menarik dalam perjalanan saya menuju Jogjakarta, saya berdampingan dengan sepasang turis dari luar negeri yang membawa dua carier, saya menebak mereka pasti seperti saya, sedang menikmati kebebasan. Di tengah perjalanan seorang ibu yang juga berada dikursi paling belakang tiba-tiba mencairkan suasana dengan mengajak mereka mengobrol dengan Bahasa Indonesia, dan tentu saja mereka tidak mengerti, merasa terpanggil karena senasib, saya mencoba masuk dalam pembicaraan, dan membantu menerjemahkan apa yang ibu-ibu itu katakan kedalam Bahasa Inggris, dan menyampaikan kembali jawaban yang turis itu ungkapkan, tentu saja dengan Bahasa Inggris yang terbata-bata. Setelah sedikit mengobrol ternyata mereka sepasang kekasih dari Belanda yang bukan lagi mahasiswa dan memulai perjalanan mereka di Indonesia dari Jakarta, Wonosobo, Jogjakarta, Bromo, dan mengakhiri perjalanan mereka di Bali. Yang membuat saya excited adalah bahwa mereka juga penganut kitab kuning Lonely Planet, dan saya akhirnya untuk pertama kali melihat dan membaca Lonely Planet Indonesia asli, senangnya. Ternyata ibu tersebut ingin membantu si turis yang diminta membayar dua kali lipat, dan saya sebagai perantara diminta juga untuk meminta cashback kepada kondektur. Dan karena masih merasa senasib (membayangkan bahwa itu adalah saya) saya menyetujui untuk mengantar mereka sampai stasiun tugu. Dan setelah itu kami berpisah. Akhirnya saya pun mengurus nasib saya dijogja mencoba menghubungi teman-teman saya di sana agar saya bisa menginap dan sedikit berjalan-jalan. Tapi message balasan tak kunjung datang, dan ketika saya telah membeli tiket untuk kereta tujuan jakarta seseorang membalas dan mengatakan bersedia menjemput, tapi dari pada membuang ongkos saya memilih tetap melanjutkan perjalanan ke jakarta, dan goodbye jogja, kali itu saya hanya numpang sholat di Jogja.

Depok 5 Agustus 2010
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua belas jam, akhirnya saya tiba di Jatinegara jam 09.30, dan beruntung teman sekelas saya di bangku kuliah bersedia untuk menampung saya sebentar dari Jatinegara selagi saya masih mempertimbangkan akan menginap dimana dan mau kemana. Tak disangka, ternyata saya diajak maen, yah paling gak berkeliling sedikit, padahal tadinya saya hanya ingin numpang mandi dan istirahat sebentar sambil berfikir. Ibunya ramah, adiknya gampang akrab, setelah mandi, kami diminta untuk makan terlebih dahulu sebelum akhirnya pergi ke Kubah Mas, dan saya senang adiknya ikut, karna dia sangat mencairkan suasana, ngomongnya renyah, dan saya suka anak-anak (meskipun saya lupa siapa namanya). Dalam perjalanan menuju Kubah Mas kami melewati Universitas Indonesia (UI), dan ternyata kampus UI itu besar dan bagus, meskipun begitu kampus saya juga enak ko, hehe.
Sesampainya disana ternyata Kubah Masnya ditutup, heran masa masjid ditutup, meskipun saya tidak tahu sebabnya. Setelah sedikit mengambil gambar, akhirnya kami kembali ke UI, sholat dan berkeliling, berjalan-jalan maksudnya. Jam 15.00 kami kembali ke rumah Arif, dan saya belom memutuskan akan menginap dimana malam itu. Setelah maghrib sms Acil, (senior saya di organisasi juga) diterima dihape saya, mempersilahkan saya untuk menginap dirumahnya, meskipun saya tidak tahu angkutan menuju kesana, tapi saya berencana untuk pergi kesana dan mencari waktu yang tepat dan momen serta alasan yang tepat untuk pamit. Tapi sepertinya kemampuan otak saya menerjemahkan terlalu lambat, sampai sebelum saya menemukan alasan nya apa, saya sudah mencoba untuk pamit, dan tentu saja tidak diperbolehkan,,, akhirnya malam itu saya menginap dirumah Arif. Hatur nuhun Arif dan keluarga.



Depok 6 Agustus 2010
hari itu hari jumat dan saya berfikir masih ada waktu untuk berkunjung ke suatu tempat sebelum hari sabtu, hari pertemuan saya dengan kakak saya untuk menuntaskan sesuatu. Daripada saya pulang kebandung dan besoknya harus kembali lagi kejakarta, saya memilih untuk pergi ke Banten, kebetulan teman dari Banten ada di Jakarta dan dia menawarkan untuk pergi ke Banten bersama, dan itu lebih baik. Akhirnya jam 11.00 WIB saya menuju stasiun UI, untuk naik kereta jurusan Jakarta Kota, inilah awal perjalanan tidak terduga yang tidak direncanakan.
Seharusnya jam 13.00 saya sudah berada didalam kereta api tujuan Serang dari stasiun Jakarta Kota, tapi saya entah berada dimana, bolak balik dengan KRL antara tanah abang, Jakarta kota, dan manggarai. Akhirnya karena kesalahan dan kebodohan saya, saya meminta kawan saya untuk meninggalkan saya dan saya mungkin akan kerumah acil atau pulang. Tapi teman saya menyarankan untuk naik kereta api menuju Rangkas bitung dan saya menyetujuinya. Akhirnya tepat pukul tujuh saya sampai distasiun Rangkasbitung. Di rumah salah seorang anggota Palapa (Pecinta Alam Universitas La Tansa Mashiro) saya menginap, setelah sebelumnya mengobrol sampai larut malam.

Rangkasbitung, 7 Agustus 2010
Hari itu sebenarnya harus kembali ke Jakarta, tapi untuk menghormati teman saya akhirnya saya menyetujui untuk mampir ke kawah Pulosari. Sebelumnya kami berkunjung terlebih dahulu ke rumah salah seorang anggota Palapa yang lain, dan akhirnya saya naik sampan untuk pertama kali, karena rumah Lina(nama nya) berada diseberang sungai. Dari rumah Lina kami mampir ke sekretariat Palapa dan jam 11.00 kami berangkat menuju Pulosari.



Serang, 8 Agustus 2010
Nah hari itu pun saya sudah pamit untuk meninggalkan Banten. Tapi karena sesuatu yang membingungkan akhirnya saya kembali menginap di Banten.

Serang, 10 Agustus 2010
pagi itu kami bersepeda ke Banten lama, mengunjungi Benteng,....,...., Ternyata menyenangkan,, baru pertama kali saya memakai sepeda gigi (hehe). Lumayan untuk ukuran jalan-jalan pagi hari itu, sorenya kami ke Akmapala UPI kampus Serang.
Dan esoknya sebenarnya mereka mencoba menahan saya untuk tetap berada disana dan mengajak ketempat-tempat indah di banten yang lain tapi saya menolak, berulang kali saya menolak, dan mungkin merasa kasihan akhirnya mereka menyerah dan mengijinkan saya pulang. Terlalu lama saya meninggalkan sekre tercinta, dan sudah ingin kembali. Maaf mungkin lain kali saya akan menyediakan waktu lebih untuk berkunjung kesana, tapi hatur nuhun atas jalan-jalannya, dan jamuan makannya. Jempol dua buat orang Banten yang ramah.



11 Agustus 2010
Jam 18.00 kembali berada di sekre tercinta, setelah perjalanan solo, haha

Wednesday, June 9, 2010

Whoa..................

gila,,,, tugas menumpuk edan,,,, ini akibat dari kemalasan yang terus dipelihara. tugas kuliah yang gak pernah ngumpulin, tugas uas yang belom, belom lagi tugas2 proposal kegiatan, dan tentu saja saya masih punya tugas untuk menghadapi dosen-dosen yang semoga mereka bisa memaafkan saya,, huhuhu,,,, amiin. Meskipun apapun siapapun yang menyusahkan dan selalu membuat saya BETE, tapi saya akan terus menapaki jalan ini, kata BOndan mah:
'Apapun yg terjadi, (DIA) kan slalu ada untuk(ku)
Janganlah kau bersedih..coz everything's gonna be OKAY
Dan lagi sebenernya saya pengen banget pulang kampung,nengokin si mbah, hah,,, jadi tugas yang belom pada kelar harus segera dituntaskan biar bisa PULANG,

Thursday, May 6, 2010

matahari (bagian 2)

Matahari itu nampaknya kini terus bersinar, dan dia sepertinya menemukan orbit baru, entahlah planet apalagi yang kini mendapatkan kehangatan sinarnya, Aku hanya terus berdoa, agar Tuhan menjadikan dia tetap bermanfaat bagi makhlukNya

Monday, May 3, 2010

Menanam

Menanam berasal dari kata tanam ditambah imbuhan me- (me-tanam). Menanam berarti berinvestasi. Jika kita menanam jagung, maka kita pun akan memanen jagung. Jika benih yang kita tanam merupakan benih unggul maka hasil yang kita peroleh pun akan baik, dari mulai tongkol yang besar, biji yang penuh sampai bobot biji yang besar.

Bukan hanya petani yang menanan, semua manusia pun menanam. Sejak dia lahir sampai menjelang ajal. Apapun yang dilakukan manusia sebenarnya adalah investasi, investasi untuk masa selanjutnya. Sejak kecil manusia mulai belajar berjalan, berbicara, maupun menulis. Semua itu untuk kehidupan selanjutnya sehingga dia bisa masuk SD. Kemudian ilmu yang didapat di SD akan digunakan di SMP, begitu seterusnya hingga dia masuk kuliah ataupun bekerja.

Semua pengalaman yang terekam oleh manusia pun merupakan investasi untuk membuat keputusan-keputusan dimasa yang akan datang. Mereka menanam kegiatan yang mereka pilih untuk dijadikan pengalaman dimana hal tersebut akan menjadi pelajaran untuk kehidupannya.

Begitu pula dengan semua perbuatan manusia. Tuhan akan memberi balasan yang setimpal. Apa yang ditanam merupakan cerminan dari apa yang akan dituai. Ketika mereka menanam kebaikan, maka akan tumbuh kebaikan dalam dirinya, dan kebaikan pun akan menghampirinya.

Disadari ataupun tidak sebenarnya apa yang dilakukan manusia merupakan benih yang mereka tanam untuk kehidupan dimasa depan sampai akhirnya akan menentukan dimana dia kelak akan hidup di akhirat.

Wednesday, April 21, 2010

sedikit cerita di kelas KPT 4

Senin itu saya ada di kelas KPT 4, dari banyak mata kuliah, saya paling semangat mengikuti mata kuliah tersebut, baik itu KPT 1, 2, 3 maupun 4. Ketika saya masuk kelas ternyata yang ada didepan kelas bukan Pak Seno, dosen yang biasa mengajar kami, tapi seorang laki-laki setengah baya, terlihat santun, dan rendah hati, ternyata dia adalah seorang penulis, yang biasa menulis untuk koran Seputar Indonesia, begitu beliau memperkenalkan diri. Saya semakin bersemangat pagi itu, karna saya berkesempatan untuk sedikit belajar menulis, karna saya suka menulis. Diakhir kuliah beliau menugaskan kami untuk membuat sebuah karangan. Perintahnya adalah menceritakan kegiatan kami mulai bangun tidur sampai bertemu dengan beliau. Tapi apa yang terjadi, inilah hasil dari karangan saya.

Tadi pagi saya terbangun jam 02.30 WIB, sebenarnya saya telah mempunyai rencana bangun jam tiga untuk memulai membua proposal-proposal program saya. Tapi kemudian karena masih ada waktu tiga puluh menit, saya hanya ke kamar mandi dan kemudian tidur kembali. Ketika saya terbangun waktu telah menunjukkan pukul enam pagi. Saya merasa menyesal, padahal tadi malam saya sengaja tidur lebih awal agar dapat bangun lebih pagi.

Kejadian seperti itu akhir-akhir ini sering terjadi pada saya. Marencanakan bangun lebih awal tapi selalu telat oleh matahari. Padahal sangat menyenangkan ketika saya bisa bekerja pada ¾ malam, jam tiga-an lah. Karena pada pagi hari tersebut, ketika matahari belum terbit saya dapat berpikir lebih jernih untuk menulis dan memikirkan hal-hal yang ingin saya pikirkan.Banyak ide-ide yang ingin saya tuangkan, baik berupa rencana program maupun tulisan sebuah gagasan. Tapi kehilangan waktu subuh membuat saya tidak dapat berpikir lebih jernih dan mendalam. Benar apa kata orang “Jangan bengun terlalu siang, nanti rejekinya dipatok ayam.”

Tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan memang, dari awal saya sebenarnya menolak perintah tersebut karna saya tidak ingin menulisnya, yah beginilah hasilnya, meskipun saya berusaha untuk menulis apa yang diperintahkan. Tapi saya cukup puas dengan hasil tulisan saya, meskipun hanya sedikit dan belum tuntas. Setelah saya mensharekan apa yang saya tulis, beliau mengatakan tidak masalah, yang penting ikuti hati nurani. Terimakasih Bapak Agus, yang telah menginspirasi saya untuk terus menulis

Monday, April 5, 2010

Antara dua tahun dan tanpa batasan waktu

Sebuah pemikiran tentang organisasiku,,

Organisasi ini butuh regenerasi, organisasi ini membutuhkjan SDM (sumber daya manusia).
Organisasi ini berkedudukan dikampus jadi organisasi ini merupakan sebuah wadah kegiatan mahasiswa. Seorang anggota yang telah menyelesaikan masa studi s1 masih merupakan anggota.

Untuk berkegiatan, semua anggota baik itu anggota muda, anggota biasa aktif maupun anggota biasa pasif berhak mengikuti kegiatan yang diadakan oleh organisasi maupun kegiatan yang diadakan oleh organisasi lain yang bergerak dibidang kealamterbukaan atas nama organisasi. Akan tetapi secara administrattif, yang mendapat ijin mengikuti kegiatan adalah anggota yang masih aktif kuliah, karena organisasi ini berada dibawah instanti fakultas (Perguruan Tinggi), jadi secara administratif kegiatan yang diselenggarakan dan diikuti oleh organisasi harus dipertanggungjawabkan kepada fakultas. Oleh karena itu dibutuhkan penanggungjawab yang masih berstatus mahasiswa. Sebagai mahasiswa, kita diberi kesempatan selama 7 tahun untuk menyelesaikn studi s1.

Anggota Muda Mahatva yang masih berstatus mahasiswa wajib mengikuti program pemantapan latihan untuk menjadi anggota biasa. Program tersebut dibuat agar anggota mempunyai ketrampilan dalam bidang kealamterbukaan. Program tersebut merupakan pogram yang dibuat dan diselenggarakan oleh organisasi untuk kemajuan anggota, demi anggota dan oleh anggota, agar mereka mampu berkegiatan di kealamterbukaan, mempunyai jiwa petualang, mandiri, jujur, sertas berani menghadapi resiko dan mempertanggungjawabkannya sehingga mampu menjadi Pejuang Sejati (Mahatva). Karena organisasi ini membutuhkan pejuang sejati untuk memajukan organisasi tersebut.

Program pemantapan latihan juga merupakan hak yang harus didapatkan oleh anggota Muda Mahatva. jadi mereka berhak untuk mendapatkan latihan. setelah mereka bersedia menerima hak tersebut maka mereka wajib mengikuti aturan mainnya yaitu berupa pogram. Ketika waktu untuk menunaikan kewajiban itu tidak dibatasi maka ada kemunggikan mereka akan mengambil masa terpanjang untuk menunaikan kewajiban tersebut. Apa yang terjadi jikja anggota menggunakan seluruh masa kuliahnya untuk menuanikan program pemantapan latihan. Mereka tidak akan punya waktu untuk memajukan organisasi karena kemampuan mereka belum maksimal, karena belum menyelesaikan program pemantapan latihan. Jika hal tersebut dibiarkan, maka organisasi akan mengalami stagnasi, tidak ada kemajuan, yang ada hanyalah proses kaderisasi.


Catatan : AD dan ART merupakan panduan berjalannya sebuah organisasi.

TNMB



Terimakasih Tuhan,,, yang telah menciptakan alam yang begitu indah Terimakasih Tuhan telah memberiku kesempatan untuk menikmatinya
Terimakasih Tuhan telah memberikanku saudara-saudara terbaik untuk menemaniku disana.
Jika aku boleh memilih cara untuk bersyukur, maka aku akan meminta Engkau tetap menjaganya.
Tolong Tuhan jagalah ciptaanMu yang indah itu
dan Tuhan rahmatilah orang-orang yang dengan sepenuh hati telah menjaganya, merawatnya dan menyayanginya.
Big Buddy (Pak Budi), Mas Fendi, Mas Nugroho, Kepala TNMB, orang2 PEH, segenap staf TNMB, penduduk kebun, dan semua orang yang telah turut menjaga dan melestarikannya.

Thursday, April 1, 2010

Sedikit cuplikan dalam rapat

Bukan itu yang kami nilai, justru saya lebih menghargai katika sahid datang kepada saya dengan catatan kecilnya tapi ia mampu menjelaskan lebih dari yang ia catat, atau si kribo yang tidak membawa apa-apa tapi ia menguasai apa yanng dia sampaikan. Dari sana kita dapat melihat sejauh mana pemahamam dia, kemudian kita dapat tambahkan apa yang kurang, kita berikan apa yang kita miliki dan mari kita jawab bersama apa yang menjadi pertanyaankita, dan kita cari apa yang belum kita ketahui

Monday, March 22, 2010

Kebisingan

Kala itu aku tersentak oleh suara bising.
Beberapa orang berbisik,
beberapa orang berteriak dengan lantang
dan sebagian orang yang lain hanya menganggukkan kepala dan sorak sorai.

Aku tertegun,
menundukkan kepalaku,
kemudian seseorang disebelahku mendengungkan sesuatu ditelingaku.

Aku tetap terdiam

Aku melihatnya, ketika pada awalnya semua bekerja di mejanya masing-masing
ketika semua orang bercengkerama mesra
Kemudian seseorang datang, bergabung bersama kami
Lalu turut berada dalam lingkaran
Dan kami masih melakukan apa yang biasa kami lakukan

Tapi kemudian seseorang berbisik,
dan semakin banyak orang yang berbisik,
Kemudian seseorang berteriak
dan terjadilah kagaduhan itu.

Aku terdiam, memandang sekeliling
mencoba tidak menjadi bagian dari kegaduhan,
Tapi semakin lama semakin bising, mengganggu telingaku
Tanpa beranjak dari sana, aku telah menjadi salah satu bagian dari kegaduhan itu
Aku tak bisa menghindar, dan aku akan menyelesaikannya

Tuesday, March 2, 2010

Friday, January 15, 2010

Lalu

Sulit bagiku untuk mengingat kejadian beberapa waktu lalu dengan tanpa rasa bersalah,

Aku pergi bersama seorang kawan, perjalanan itu di mulai setelah perjalanan wajibku terhadap organisasi, dan entah kenapa tak ada yang mau bergabung.

Semeru, sebuah keindahan yang diciptakan oleh Allah,
dengan Mahameru sebagai puncak para Dewa.

Waktu itu adalah kali kedua aku menginjakkan kaki di persemayaman para dewa, udaranya membuat dadaku sesak,
sesak oleh semangat untuk menapaki watujajar,
ranukumbolo, oro-oro ombo, kalimati dan akhirnya sampai di puncak legenda para dewa.

Kali ini pasir yang belum sempat kusentuh itu
akan kucumbu dipuncak abadi.
Aku akan berada disana
bersama kawanku itu

Tapi keadaan menjadi lain, aku terlalu pengecut untuk mengambil resiko.
Lama aku bersembunyi dibalik alasan-alasan logis tentang safety procedure.
Dan itu membuatku semakin merasa bersalah.
Aku telah mengecewakan seorang teman, atas harapan, atas mimpinya.

Dan kini aku semakin merasa sesak bukan oleh semangat yang dulu
tapi oleh rasa bersalahku.
Kini, aku hanya bisa bergerak untuk tidak lagi mengecawakan diriku
dan orang-orang sekitarku

Mahameru masih menjadi misteri untukku.