Monday, May 4, 2009

Munggah Gunung

Emange gak oleh yow munggah gunung?
Emange salah mendaki gunung?
Sebenernya buat apa sih kita mendaki gunung?
Y Allah, aku gak taw, n’ kudu taw, juga harus taw!. Apa yang salah? Dimana yang salah?. Kita gak merusak alam, we love it, kita gak bikin mesum, kita gak hura-hura, kita gak mabok-mabokan (gw maksudnya), kita gak bikin onar, kita gak mengganggu orang, kita gak nyakitin orang, we love all about solidarity, responsibility, kinship, love, unity, respect (plur ne). Kita cuma pengen seneng-seneng bukan hura-hura, kita cuma pengen rehat bentar (doank!) dari kehidupan yang serba rumit, kadang-kadang juga palsu (huh), dari kehidupan yang penuh kemunafikan (yah gak juga sih). Tapi yang jelas hidup ini kompleks, kita pengen relax after doing something yang complicated, yang udah jadi jalan hidup kita, eit… tapi ini juga jalan hidup kita lho; loving nature, loving friends, loving relationship, kita juga berhak dong mengagumi ciptaan Yang Maha Agung dengan cara kita sendiri, kita berhak menikmatinya, kita berhak menggunakannya juga , yah of course tanpa merusaknya, tahu kan gimana lihat langit yang luas banget, biru, dengan awan putih yang menghiasinya seakan tak berujung (dan emang gak berujung loh). Taburan bintang dimalam hari gak pernah terbayangkan bagaimana Allah SWT meletakkannya dengan sangat sempurna sedemikian rupa hingga bisa jadi indah banget. Pas hujan lagi turun ne, kadang suara petir menggelegar juga kita denger seolah deket banget, kilatan listrik hasil pertemuan dua muatan diatas langit juga kadang nemenin kita ketika hujan ataupun gak. Yang peling sering adalah kabut dan angin kencang yang datang silih berganti, kadang suaranya kaya truk gede yang lewat depan rumah kita (maksudnya rumah gw, yang didepan jalan raya banget). Bayangin kita lihat matahari tenggelam perlahan-lahan diufuk barat dengan meninggalkan berkas merah-jingga yang semakin lama semakin hilang, yang ada kemudian adalah cahaya yang berasal dari api unggun yang dibuat dengan susah payah, kadang juga cuma lilin. Dan kita ngerasain anugrah yang gak semua orang bisa ngerasain yaitu dingin yang semakin dingin dengan bertambahnya malam yang semakin larut dan ketika senja pagi tiba, matahari muncul dibalik jajaran pegunungan nun jauh diseberang timur sana yang cahayanya, kehangatannya menelusup diantara rimbunnya pepohonan, ketika kita udah mencapai puncak, cahayanya akan langsung menghangatkan tubuh kita ‘hah’. Indah banget kan!!??? Ciptaan yang Maha Dahsyat, Dia emang hebat. Lagipula kesunyiannya membuat kita mampu berpikir dengan jernih, merenung dan memikirkan semua yagn ingin kita pikirkan. Tp, tapi semua itu gak bisa kita dapatkan dengan gratis, cuma-cuma, dan suka-suka. Butuh pengorbanan, kesabaran, ketegaran, kerjasama, solidaritas, dan kemauan, kemauan untuk bisa bertahan (hidup), mau bertahan , demi kita, demi hidup kita, demi apa yang akan kita dapatkan, dan demi tujuan kita. Kita semua harus mengerti satu sama lain, saling menghargai, mau berkorban, dan menanggung semua resiko yang akan dan sudah terjadi bersama, karena kita satu, kita harus bersatu, karena kita berada dialam Yang Maha Kuasa, yang luas, yang keras, yang bahkan bisa membuat hidup kita ‘wassalaam’, jadi kita harus bisa mikir pake otak, mampu bersahabat dan mengerti dengan kondisi alam apapun, dan baca petunjukNya agar kita bisa survive, bisa go humz dengan selamat, bisa balik lagi kesana dengan OK!
Kita hanya ingin menikmati ciptaan Allah Yang Maha Dahsyat dan mengartikan hidup yang diberi olehNya dengan cara yang berbeda. Kita hanya ingin melepas lelah (yang menciptakan kelelahan yang baru), mengasah pribadi kita, dan pastinya seneng-seneng bukan hura-hura.

Mengukir cinta pada sesama

Untuk:
Ibu + Iyah, kapan kalian mau mengerti
My family, PALHISMA crew, atas semua yang telah kalian berikan
MAHATVA, tempat gw belajar sekarang
Thanks for all
Dibikin 18 Mei 2007
Diedit 19 April 2009