Friday, April 24, 2009

Pelajaran penting 1

Ada seorang tua yang bijak. Suatu pagi ia kedatangan tamu seorang anak muda. Langkahnya gontai, air mukanya ruwet. Ia seperti sedang dirundung masalah. Anak muda itu memaparkan semua masalahnya. Pak tua yang bijak mendengarkan dengan seksama. Setelah tamunya tuntas bercerita tiba-tiba pak tua mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, diaduknya perlahan. “Minum dan katakan bagaimana rasanya!”, kata anak pak tua itu singkat. “Puih…”, sang tamu meludah kesamping “Asin sekali, tenggorokanku seperti tercekik”, kata si pemuda itu lagi. Diajaknya pemuda itu ketepi telaga, ia menaburkan segenggam garam kedalam telaga . Dengan sepotong kayu diaduknya telaga. “Ambil air dari telaga ini dan minumlah”, Setelah si pemuda selesai meneguk air itu pak tua bertanya. “Bagaimana rasanya?”, “segar”, jawab pemuda itu singkat. “Apakah kamu merasakan garam dalam air itu?”, “Tidak”. Pak tua itu tersenyum bijak. Ia tepuk punggung si pemuda dengan lembut. Dibimbingnya anak muda itu duduk bersimpuh di sisi telaga. “Anak muda, dengarlah, pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya sama, dan memang akan tetap sama”, tutur pak tua. “Tapi kepahitan yang kita rasakan akan sangat bergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan kita rasakan tergantung pada hati kita. Jadi, saaat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.” Pak tua itu menatap si pemuda lembut. “Hatimu adalah wadah itu, perasaanmu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.” Setelah itu keduanya berangkat pulang. Hari ini mereka sama-sama belajar.

Saat dititipkannya ujian buat kita, kita harus ingat akan ada saat lain. Saat dimana Dia memberikan kita karunia yang berlimpah. Ujiannya bukanlah harga mati. Yakinlah apapun cobaan yang saat ini kita hadapi adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkannya untuk kita. Jangan menyerah dan putus asa. Jangan lemah hati. Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.

(Irfan Toni Herlambang)

Wednesday, April 15, 2009

Belum usai

Hidup ini terlalu complicated buat dipake maen-maen, tapi kenapa kadang bahkan apa tujuan hidup kita aja gak tahu.