Thursday, September 17, 2009

TanpaTujuan, Tanpa Rencana, Tanpa Harapan

Kata Om Bob,” Kata ilmu manajemen,setiap orang dan organisasi harus menentukan sebuah tujuan sebelum melangkah dan bertindak. Saya bilang itu nonsense. Kenapa kita harus dibelenggu dengan tujuan. Kenapa orang harus dibatasi oleh tujuan. Dengan adanya tujuan, maka seseorang hanya tertuju pada satu titik yang namanya tujuan tersebut. Dia tidak akan berusaha untuk mendapatkan hasil, yang melebihi titik tujuan itu. Padahal, potensi setiap orang sangat mungkin bisa melampaui titik itu”.

Okey, itu Om Bob, dan aku tidak sepakat. Ketika Om Bob bilang pada saat kita menuju Surabaya dan ditengah jalan bertemu dengan kota jogja yang eksotis, Om Bob memilih untuk tinggal disana. Jadi untuk apa punya tujuan padahal kita bisa menjadi dan mendapatkan yang lebih dari tujuan. Tapi tahukah Om Bob, aku mengatakan bahwa Om Bob tidak akan bisa sampai ke Jogja, ketika om Bob sebelumnya tidak berniat ke Surabaya. Aku lebih suka mengatakan bahwa tujuanku adalah ke langit tingkat tujuh, hingga akhirnya aku bisa berada pada lantai ke 167, dan bisa menyaksikan keindahan city light Daripada aku tidak pernah punya tujuan dan aku tidak akan pernah sampai di lantai 47,bahkan mungkin aku tidak akan pernah sampai ke Jogja ketika aku tidak pernah berniat ke Surabaya

Kata Om Bob, “Rencana adalah racun. Hanya orang goblok yang bikin rencana matang, persiapan lama, terus pake rencana cadangan lagi. Kalau sudah punya rencana matang, ngapain punya rencana cadangan. Sebenarnya, alternatif dalam hidup ini mengalir apa adanya tanpa harus dituangkan dalam rencana. Dalam hidup ini semua sudah direncanakan dengan baik oleh The Master Planner”.
Memang, dan itu menurut Om Bob.

Ze said, Om Bob benar The Master Planner adalah Tuhan. Om Bob boleh mengatakan untuk apa punya rencana jika ada yang lebih berhak membuat rencana, toh rencana Dia pasti terlaksana. Tapi Om Bob, buat zE ketika kita tidak pernah merencanakan akan melakukan apa saja ketika kita menikah kelak, akan seperti apa rumah tangga yang akan kita bangun, akan dibawa kemana keluarga kita nanti. Maka pada saat kita dihadapkan pada sebuah ikatan pernikahan, ketika tuhan telah menitipkan beberapa tanggung jawab, maka kita akan tergagap-gagap menjalani itu semua.

Atau bagi zE, sebelum pergi bebelanja, maka zE harus punya beberapa catatan barang yang akan dibeli, dan sebelumnya bahkan zE harus tahu, merek apa yang akan dibeli dan kualitasnya tentu saja. Karena jika tidak, mungkin aku akan terombang-ambing oleh para SPG yang memberi promo.

Jadi rencana bagi seorang zenny adalah tolok ukur seberapa jauh kesiapan kita menghadapi suatu kejadian, toh rahasia Tuhan siapa yang tahu, tetap Dia yang menetukan. Dan Dia melihat seberapa besar kesiapan hambaNya menghadapi ketentuanNya. Lagipula ketika ternyata rencana Tuhan yang ditakdirkan untuk kita jauh diluar bayangan kita, disitulah kita harus bisa membuktikan bahwa kita diciptakan Tuhan untuk bisa survive. Dan Dia punya seribu rencana

Buat Om Bob, “Harapan justru membuat orang terlihat makin goblok. Betapa tidak… mereka tahu bahwa sebagian besar harapannya tidak pernah terwujud 100 persen, tapi tetap saja terus mengharap. Bukankah itu goblok namanya? Sudah tahu tidah bakal terwujud, masih terus berharap.

Dan aku adalah orang yang selalu berharap, berharap yang terbaik dari Allah SWT, my Lord. Hanya kepadaNya aku berharap.

Om Bob bebas berprinsip seperti apa, bagus sih, jelas. Bahkan mungkin aku tidak punya prinsip, entahlah, tapi yang jelas Om Bob boleh berpendapat apapun dan aku berhak berpendapat apapun juga. Toh seperti Om Bob katakan hidup ini terdiri dari tiga tahap.

Tahap pertama adalah lingkaran yang terbagi dua oleh dua garis dan masing-masing bagian berwarna hitam dan putih.

Sedangkan lingkaran kedua, tidak ada lagi hitam dan putih. Dimana hidup ini menjadi abu-abu, ternyata yang salah bisa jadi benar dan yang benar bisa juga salah.

Dan fase terakhir berupa lingkaran kosong, tanpa hitam dan putih, dan tanpa garis pemisah. Itu berarti hidup ini telah sepenuhnya diserahkan kepada Sang Pencipta, total surrender. Hidup dengan penuh keikhlasan tanpa ada lagi keinginan dan harapan. Tidak ada lagi yang dicari dalam hidup ini, apalagi hanya sekedar materi.

Aku lebih suka menyebutnya sebagai hidup yang hanya didedikasikan untuk Tuhan.

Tapi apapun Om Bob, Bob Sadino emang keren. Mengalir seperti air, menjadi orang besar, seorang pengusaha sukses. Tapi Om Bob, setiap orang punya cara masing-masing untuk menjadi besar, untuk sukses, ataupun untuk menjadi keren.

Apapun Om Bob terima kasih telah membuatku makin mencintai Tuhan, entahlah mencintai atau apapun, tapi yang jelas membuatku makin berterimakasih pada Tuhan telah ditakdirkan sebagai seorang Zenny, dan terus berusaha untuk menjadi Zenny yang diridhoi Allah, amiin.

Maha benar Allah dengan segala firmanNya

1 comment: