Wednesday, April 21, 2010

sedikit cerita di kelas KPT 4

Senin itu saya ada di kelas KPT 4, dari banyak mata kuliah, saya paling semangat mengikuti mata kuliah tersebut, baik itu KPT 1, 2, 3 maupun 4. Ketika saya masuk kelas ternyata yang ada didepan kelas bukan Pak Seno, dosen yang biasa mengajar kami, tapi seorang laki-laki setengah baya, terlihat santun, dan rendah hati, ternyata dia adalah seorang penulis, yang biasa menulis untuk koran Seputar Indonesia, begitu beliau memperkenalkan diri. Saya semakin bersemangat pagi itu, karna saya berkesempatan untuk sedikit belajar menulis, karna saya suka menulis. Diakhir kuliah beliau menugaskan kami untuk membuat sebuah karangan. Perintahnya adalah menceritakan kegiatan kami mulai bangun tidur sampai bertemu dengan beliau. Tapi apa yang terjadi, inilah hasil dari karangan saya.

Tadi pagi saya terbangun jam 02.30 WIB, sebenarnya saya telah mempunyai rencana bangun jam tiga untuk memulai membua proposal-proposal program saya. Tapi kemudian karena masih ada waktu tiga puluh menit, saya hanya ke kamar mandi dan kemudian tidur kembali. Ketika saya terbangun waktu telah menunjukkan pukul enam pagi. Saya merasa menyesal, padahal tadi malam saya sengaja tidur lebih awal agar dapat bangun lebih pagi.

Kejadian seperti itu akhir-akhir ini sering terjadi pada saya. Marencanakan bangun lebih awal tapi selalu telat oleh matahari. Padahal sangat menyenangkan ketika saya bisa bekerja pada ¾ malam, jam tiga-an lah. Karena pada pagi hari tersebut, ketika matahari belum terbit saya dapat berpikir lebih jernih untuk menulis dan memikirkan hal-hal yang ingin saya pikirkan.Banyak ide-ide yang ingin saya tuangkan, baik berupa rencana program maupun tulisan sebuah gagasan. Tapi kehilangan waktu subuh membuat saya tidak dapat berpikir lebih jernih dan mendalam. Benar apa kata orang “Jangan bengun terlalu siang, nanti rejekinya dipatok ayam.”

Tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan memang, dari awal saya sebenarnya menolak perintah tersebut karna saya tidak ingin menulisnya, yah beginilah hasilnya, meskipun saya berusaha untuk menulis apa yang diperintahkan. Tapi saya cukup puas dengan hasil tulisan saya, meskipun hanya sedikit dan belum tuntas. Setelah saya mensharekan apa yang saya tulis, beliau mengatakan tidak masalah, yang penting ikuti hati nurani. Terimakasih Bapak Agus, yang telah menginspirasi saya untuk terus menulis

No comments:

Post a Comment